Palangkaraya, Kompas -
Jusuf Kalla mengatakan hal itu seusai uji coba penebaran benih dari udara oleh PT Hutan Amanah Lestari di Palangkaraya, Minggu (18/9). Total luas lahan yang akan ditebari benih sekitar 400.000 hektar. Jika berjalan lancar, proses penebaran benih akan berlangsung selama sekitar enam bulan.
Menurut Kalla, penebaran benih bertujuan melestarikan lingkungan dengan mengembalikan kawasan hutan untuk mencegah banjir, tanah longsor, atau kekeringan. ”Berbagai bencana itu ujung pangkalnya kerusakan hutan. Penebaran benih melalui udara merupakan teknologi dengan proses yang baik dan cepat,” katanya.
Minggu kemarin, sebuah helikopter melakukan demonstrasi menebarkan benih di hutan Kota Palangkaraya sekitar pukul 10.00. Dalam uji coba yang berlangsung lancar itu, helikopter mengudara dua kali, masing-masing selama sekitar lima menit dan menebarkan total sekitar 120.000 benih pohon.
Menurut Government Relation and Community Development Manager PT Hutan Amanah Lestari Andi Asmir, bibit pohon yang akan ditebarkan adalah tanaman endemis, misalnya belangeran, galam, meranti, dan pilau. Adapun helikopter yang digunakan adalah Bolkow.
”Helikopter itu bisa terbang di ketinggian rendah dengan kecepatan lambat serta melayang statis dengan stabil,” ujar Andi.
Helikopter tersebut mampu menebar benih di lahan seluas 70 hektar setiap jam. Penebaran dilakukan dari ketinggian sekitar 40 meter dengan jumlah benih sebanyak 3.000 biji per hektar. Benih dikemas bersama gambut lembab dalam kemasan-kemasan kecil sehingga diharapkan bisa tumbuh dengan cepat.
”Setiap kemasan berisi lebih kurang 10 benih. Setiap minggu, kami akan memantau kemajuan pertumbuhan benih,” ujar Andi.
Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyambut baik penebaran benih dengan helikopter. ”Kerusakan hutan dan lahan sudah menjadi keprihatinan kita bersama, bahkan telah berkembang menjadi isu global,” tuturnya.
Pemilihan lahan-lahan yang cocok untuk ditebari benih dilakukan antara lain Universitas Palangkaraya, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Muhammadiyah, Palangkaraya. ”Jangan sampai kawasan yang menjadi tujuan helikopter tidak cocok untuk benih,” ujar Teras mengingatkan.