JERUSALEM, MINGGU - Upaya Palestina mendapatkan status sebagai negara akan sirna. Demikian diutarakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jerusalem, Minggu (18/9).
Alasannya, kata PM Israel itu, Palestina telah melangkahi sebuah syarat, yakni proses perundingan dengan Israel yang harus didahulukan. Dia menambahkan, Israel sedang bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk menggagalkan upaya Palestina itu di forum Dewan Keamanan PBB.
Namun, perundingan Israel- Palestina sejauh ini tidak pernah sukses dan ketidakadilan selalu mendera Palestina. Akan tetapi, Netanyahu menyatakan kegagalan perundingan itu akibat ulah Palestina sendiri.
Sebaliknya, pihak Palestina sudah sangat skeptis dengan komitmen Netanyahu soal perundingan yang akan menciptakan perdamaian. Dengan alasan ini, pihak Palestina menolak berunding karena merasa tidak perlu lagi.
Alasan Palestina, setiap proses perundingan setidaknya harus disertai dengan penghentian pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang sampai sekarang diduduki Israel.
Netanyahu tidak setuju dengan opini Palestina itu. ”Hal yang benar adalah Israel menginginkan perdamaian dan kebenaran yang lain adalah Palestina melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan untuk menorpedo perundingan langsung soal perdamaian,” kata Netanyahu dalam pertemuan mingguan kabinet.
”Mereka harus memahami bahwa meski ada upaya mengabaikan perundingan dengan Israel, disertai upaya mendapatkan pengakuan di Dewan Keamanan PBB, perdamaian hanya bisa dicapai lewat perundingan langsung dengan Israel. Upaya mereka mendapatkan keanggotaan penuh PBB akan gagal,” ujar Netanyahu.
Sikap Israel ini tampaknya didukung AS. Presiden AS Barack Obama akan mengadakan pertemuan dengan Netanyahu di New York, tetapi tidak ada rencana bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Abbas menegaskan, pekan lalu, upaya meraih status keanggotaan PBB adalah keinginan warganya.