Phnom Penh, Sabtu -
PM Hun Sen dan Thaksin terlihat berpelukan dan saling menyapa sebagai ”saudara” saat mereka bertemu di kantor kabinet Kamboja, Sabtu pagi. Thaksin, yang tiba di Phnom Penh, Jumat malam, direncanakan menyampaikan sebuah kuliah perkembangan ekonomi dan bermain golf pada kesempatan kunjungan ke Kamboja, sekitar seminggu.
Kehangatan hubungan antara PM Hun Sen dan eks PM Thaksin ini sungguh kontras dengan bekunya hubungan diplomatik antara Kamboja dan Thailand, terutama sejak didepaknya Thaksin dari kekuasaan oleh kudeta militer tahun 2006.
Terjadi beberapa kali insiden yang memakan korban di sepanjang perbatasan, terutama menyangkut sengketa sejumlah kawasan, termasuk di antaranya wilayah Candi Preah Vihear.
Peluk erat Hun Sen dan Thaksin ini tentu juga membuat panas lawan Thaksin, yang menuding mantan PM Thailand itu kabur dari negerinya meski ia sudah terbukti secara hukum melakukan tindak korupsi semasa berkuasa.
Saudara bungsu Thaksin, Yingluck, terpilih sebagai PM Thailand Agustus lalu setelah ia membawa partai pro-Thaksin yang dipimpinnya memenangi pemilu Thailand.
Sejumlah pihak berharap, dengan ditetapkannya Yingluck sebagai PM Thailand (ia adalah PM wanita pertama negeri itu), hubungan renggang Kamboja-Thailand akan didekatkan kembali.
Dalam kesempatan kunjungan ke Phnom Penh, Kamis lalu, PM Hun Sen dan PM Yingluck bersepakat, pasukan di sepanjang perbatasan yang disengketakan hendaknya bertemu secara teratur guna meredakan ketegangan, dan pasukan dari wilayah candi ditarik mundur, seperti yang diperintahkan Pengadilan Internasional Juli silam.