Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Tempur Cewek Ini Siap Bunuh Ayahnya

Kompas.com - 16/09/2011, 14:09 WIB

Ketika itu, tidak ada jet tempur F-16 bersenjata yang disiapkan di Andrews Air Force Base, dan akan butuh waktu hampir satu jam untuk mempersenjatai pesawat-pesawat itu. Tidak ada cukup waktu. Jet tempur harus di berada udara untuk melindungi Washington, dan mereka harus berada di sana segera.

"Lucky, kau ikut dengan saya," teriak Kolonel Marc Sasseville. Sasseville, yang sekarang ditempatkan di Pentagon, mengatakan, "Kami tidak dilatih untuk menjatuhkan pesawat penumpang. Jika Anda hanya menyerang mesin, (pesawat itu) masih bisa meluncur dan Anda bisa memandunya ke sasaran. Yang saya pikirkan adalah kokpit atau sayap."

Dia mengakui, dirinya berpikir tentang kemungkinan memanfaatkan kursi pelontar untuk menyelamatkan diri sebelum menabrakan jet itu.

Namun Penney mengatakan, sebagaimana dikutip Daily Mail, butuh konsentrasi yang jauh lebih besar untuk melontarkan diri dari pesawat dan hal itu berisiko kehilangan target dan misi gagal, meskipun itu mungkin menyelamatkan hidupnya.

Sass, sebagaimana Penney memanggil dia, mengatakan ia akan menyasar kokpit. Sementara Penney akan menyasar bagian ekor. Dia mengatakan, "Saya tahu bahwa jika saya menyerang ekor pesawat, pesawat itu pada dasarnya akan menukik lurus ke bawah dan pola sebaran puing-puingnya bisa diminimalkan."

Dia lalu melesat ke langit, menyusul Sass dengan kecepatan 400 mph (miles per hour). Jet-jet itu melewati Pentagon yang sudah rusak, terbang rendah dan menjelajahi langit. Tak sampai beberapa jam kemudian, mereka menemukan United 93 sudah jatuh wilayah Shanksville, Pennsylvania. Namun itu tidak berarti tugas mereka selesai. Penney menghabiskan sisa hari itu di udara, mengawasi langit dan mengawal presiden AS saat ia terbang dalam Air Force One.

Setelah misi itu, Penney naik pangkat jadi seorang mayor dan terbang dua kali untuk tugas di Irak. Ibu dua anak itu tidak harus mengorbankan diri pada peristiwa 9/11 itu. Sekelompok penumpang dalam pesawat itu telah melakukan perlawanan. Ia mengatakan, "Para pahlawan sesungguhnya adalah penumpang dalam penerbangan 93 itu yang mau mengorbankan diri. Saya hanya saksi kecelakaan pada sejarah itu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com