Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Ambon Diimbau Tak Mudah Terprovokasi

Kompas.com - 12/09/2011, 16:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, mengimbau agar beberapa pihak, khususnya masyarakat Ambon, untuk dapat menahan diri. Mereka seharusnya tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya, terkait kasus kerusuhan di Ambon.

Menurutnya, berbagai informasi yang beredar cepat pasca-kerusuhan tersebut, dapat menjadi ruang provokasi yang akan dapat meresahkan masyarakat Ambon.

"Meski demikian, kami mendapatkan informasi bahwa pagi ini situasi telah terkendali. Hal ini tidak lepas dari upaya masif yang dilakukan masyarakat akar rumput, yang menyadari pentingnya membangun kebersamaan dan persaudaraan, sehingga tidak terprovokasi oleh pemicu peristiwa," ujar Haris saat melakukan konferensi pers di Kantor Kontras, Jakarta, Senin (12/9/2011).

Menurut Haris, aspirasi dari masyarakat sipil, dan upaya-upaya lintas agama untuk meredam konflik agar tidak meluas, menjadi penting saat ini. Hal itu, kata Haris, agar masyarakat Ambon dapat diberikan rasa aman dan tetap mengupayakan penuntasan persoalan tersebut dengan jalan dialog.

"Karena kami berharap peristiwa konflik sosial yang terjadi di Maluku pada 1999 lalu tidak terulang lagi, dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak di sana."

Lebih lanjut, Haris tetap meminta aparat keamanan, khususnya kepolisian, untuk bersikap netral dan tidak memihak dalam kasus tersebut. Aparat keamanan, kata Haris, harus bertindak profesional dan transparan dalam menjaga keamanan, termasuk mengefektifkan peran intelijen untuk mendorong proses penegakan hukum.

"Kami juga meminta Pemerintah Daerah setempat untuk mengefektifkan perannya untuk menginstruksikan semua institusinya, agar menyelesaikan akar persoalan. Karena kami percaya, upaya bersama mendorong kepercayaan dan perdamaian tanpa kekerasan, adalah impian semua pihak untuk Maluku," tukasnya.

Seperti diberitakan, pertikaian sempat terjadi di sejumlah titik di Kota Ambon, Maluku, bermula dari meninggalnya Darfin pada Sabtu (10/9/2011). Keluarga dan warga yang mengenal Darfin menduga korban dibunuh, tetapi informasi lain menyatakan bahwa Darfin meninggal karena kecelakaan.

Seusai mengantar penumpang ke daerah Gunung Nona pada Sabtu malam, Darfin menabrak pohon dan rumah warga hingga terluka parah. Ia sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi akhirnya meninggal. Kesalahpahaman soal penyebab meninggalnya Darfin memicu pertikaian. Akibatnya, 67 orang terluka dan 100 orang lainnya mengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com