JAKARTA, KOMPAS.com — Media diminta berhati-hati dalam memberitakan pascakerusuhan di Ambon, Maluku. Pasalnya, konflik antarkelompok yang terjadi di Ambon kemarin bisa membesar bahkan meluas jika pers salah menyikapi.
Demikian dikatakan Mahfudz Siddiq, Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin (12/9/2011).
Mahfudz mengatakan, pers dengan kecepatan informasinya telah membuka pengetahuan masyarakat tentang apa yang akan terjadi dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan sesuatu. Pers, kata dia, juga bisa membatasi pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh.
"Namun, di sisi lain, pers harus hati-hati agar tidak melakukan pola pemberitaan yang justru bisa memicu perluasan konflik, antara lain, mengungkap kembali potret berdarah Ambon masa lalu," kata dia.
Menurut Mahfudz, penayangan berulang-ulang kerusuhan, pemberitaan yang fokus pada korban-korban kekerasan, serta publikasi komentar narasumber yang cenderung negatif akan memperkeruh situasi di Ambon.
"Pemberitaan seperti itu akan menguak kembali trauma masyarakat Ambon terhadap konflik masa lalu yang masih dalam tahap pemulihan," pungkas politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.