Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zona Euro Kian Retak

Kompas.com - 12/09/2011, 04:32 WIB

BRUSSELS, Minggu - Setelah menghadapi musim panas yang sulit akibat krisis utang, para pemimpin Eropa pekan ini terbelah pendapat. Mereka kebingungan tentang cara penyelamatan Yunani dari status gagal bayar utang. Mereka juga harus memikirkan cara menyelamatkan zona euro.

Zona euro adalah julukan bagi 17 negara pengguna mata uang tunggal, euro. Perdebatan dan perpecahan menambah potensi pelemahan perekonomian global. Pada akhir pekan lalu, 17 menteri keuangan zona euro berkumpul di Polandia, Presiden Uni Eropa.

Pertemuan di Wroclaw itu terjadi sepekan setelah kurs euro melemah hingga ke titik terendah dalam enam bulan terakhir, yakni 1,3649 dollar AS per satu euro. Ini dipicu kekhawatiran bahwa Yunani akan mengalami gagal bayar.

Faktor lain penyebab kurs euro melemah adalah mundurnya ekonom Bank Sentral Eropa (ECB), Juergen Stark, yang mengatakan, pengunduran dirinya karena alasan pribadi. Banyak analis yang mengatakan, pengunduran diri Stark adalah salah satu bentuk nyata perpecahan di ECB. Stark tidak setuju ECB membeli obligasi terbitan negara bermasalah.

Ini semua akan menghambat pemberian dana talangan tahap kedua untuk Yunani sebesar 160 miliar euro. Dana talangan tahap kedua ini sudah disepakati pada 21 Juli lalu. Hanya dalam kurun tujuh pekan setelah itu, tekanan terhadap euro semakin tinggi.

Di Berlin, Jerman, Menteri Perekonomian Jerman Philipp Roesler mengatakan, masalah utang Yunani makin berat. ”Kita tidak bisa menutup-nutupi potensi gagal bayar utang Yunani,” katanya.

Yunani dituntut mengurangi anggaran pengeluaran negara untuk mengurangi beban utang, melakukan swastanisasi atas perusahaan negara dan lainnya. Perdana Menteri Yunani George Papandreou, Sabtu (10/9) di Athena, mengatakan, pengencangan ikat pinggang adalah kewajiban. ”Jika tidak, Yunani ada dalam bahaya.”

Eropa Serikat

Perbedaan pendapat para pemimpin Uni memperkuat tuntutan soal unifikasi politik. Ekonom kawakan asal AS, Nouriel Roubini, dan mantan Kanselir Jerman, Gerhard Schroeder, telah memperingatkan, hanya dengan satu kebulatan politik, atau dengan pendekatan ”Eropa Serikat”, euro dapat bertahan. Artinya, zona euro sekarang harus ada dalam sebuah pemerintahan federal, seperti Amerika Serikat.

Pekan ini para auditor internasional dari Dana Moneter Internasional (IMF), Uni Eropa dan ECB akan kembali ke Yunani untuk mendapatkan data-data ekonomi terbaru. Mereka akan menilai bagaimana upaya Yunani dalam mengurangi timbunan utang, yang sebesar 350 miliar euro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com