Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Peninggalan Raja Ashoka (2)

Kompas.com - 08/09/2011, 19:08 WIB

KOMPAS.com - Matahari memapahkan sinarnya di sela jendela yang mulai terang. Kami tengok jam tangan ternyata masih pukul 06.30 pagi. Tetapi suasana di luar sana tampak sudah ramai dengan aktivitas para tamu penginapan yang terlihat akan meninggalkan distrik ini.

Kami bergegas mandi dan memulai sightseeing di sepanjang distrik ini. Berhubung hanya satu spot yang menarik bagi kami, maka sesuai rencana, kami akan langsung meninggalkan Shanci lewat tengah hari saat check-out.

Sudah pukul 07.30, kami bergegas menyusuri jalan menuju kompleks situs peninggalan Raja Ashoka yang menurut peta tak jauh dari penginapan. Kami masih harus menempuh jalan tanjakan berliku untuk sampai di kawasan perbukitan yang menyimpan situs megah itu.

Shanci terkenal sebagai struktur batu tertua sepanjang sejarah Buddha di India. Situs ini pertama kali ditemukan pada masa Kerajaan Ashoka, tetapi diketahui bangunan suci yang mayoritas material batu tersebut telah ada sejak zaman 5 SM. Tidak hanya stupa terbesar yang mentereng di kawasan perbukitan ini, ada pula candi, chaitya, serta biara yang bermukim dalam satu kompleks di perbukitan.

Terdapat empat pintu gerbang untuk masuk ke kawasan ini. Tetapi jalan utama yang biasa dilalui oleh para pengunjung adalah pintu gerbang selatan, yang konon juga merupakan pintu gerbang paling tua sepanjang pembangunan dari empat pintu gerbang.

Lokasinya yang tepat di atas bukit membuat kawasan ini cantik dan menebarkan atmosfer kedamaian. Terdapat lima stupa besar, puluhan pilar dan kuil, hingga biara. Kawasan yang memberikan potongan harga khusus untuk para wisatawan asing yang berasal dari negara Buddha dan Hindu ini juga memiliki museum arkeologi. Museum tersebut penuh dengan koleksi seni ukir dari zaman Raja Ashoka.

Sebenarnya kami bisa saja mendapatkan potongan harga tersebut, mengingat tipe wajah kami yang agak-agak oriental Asia yang mayoritas beragama Hindu dan Buddha. Tetapi kami memilih untuk patuh pada peraturan seharga 250 rupee per orang.

Di antara jalan pintu masuk dan loket tiket, terdapat semacam asrama atau guest house khusus bagi para anggota komunitas ikatan Hindu-Buddha se-Asia Tenggara. Peacefull dengan empat lantai yang beratapkan kubah-kubah kecil berarsitektur Hindu-Buddha.

Puas dengan kawasan Peacefull ini, kami kembali ke penginapan. Menjelang siang kami berkemas dan menunggu bus yang akan membawa kami kembali ke Bhopal. Menurut informasi orang sekitar, bus-bus lokal tersebut selalu lewat setiap setengah jam sekali. Beruntung tak lama kami menunggu, bus itu datang perlahan dengan ongkos 25 rupee per orang. Dua jam kemudian kami tiba di terminal bus Bhopal.

Menurut rencana, dari Bhopal kami akan kembali ke New Delhi dengan kereta api. Tiket yang kami dapat untuk hari ini berangkat pukul 20.30 malam, dengan kereta api Delhi Express seharga 295 rupee per orang. Seharian ini kami hanya mondar-mandir dari restoran ke restoran untuk makan siang dan makan malam, sebelum akhirnya kereta api yang kami maksud perlahan meninggalkan pusat kota Madya Pradesh ini. (Selesai / Zee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com