KOMPAS.com — Bahrain membebaskan dengan jaminan 20 paramedis yang didakwa terlibat unjuk rasa prodemokrasi. Menurut warta AP dan AFP pada Kamis (8/9/2011), para petugas kesehatan itu dimasukkan dalam lebih dari 100 aktivis pelaku mogok makan.
Sejak Februari tahun ini, Bahrain menangkap ratusan aktivis pengunjuk rasa yang dipimpin kelompok Syiah. Para demonstran ini menuntut peningkatan hak di kerajaan yang dikuasai pihak Sunni.
Para pejabat mengatakan, 24 orang tewas dalam kerusuhan, termasuk empat polisi. Kelompok oposisi mengatakan, korban tewas mencapai 30 orang. Bentrokan kecil antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa terjadi hampir setiap malam sejak peraturan darurat dicabut pada Juni.
Komisi Penyelidikan Bahrain (BCI), badan yang dibentuk raja, mengatakan, 17 tahanan dibawa ke rumah sakit karena menolak makan.
Gejolak
Sementara itu, pada Rabu (7/9/2011), kekerasan terjadi di Daih, daerah Syiah yang bergolak, di pinggiran ibu kota Manama. Di situ, ratusan orang menyambut kembalinya salah satu petugas kesehatan, Dr Ali al-Ekri. Beberapa orang terluka karena tembakan saat polisi menggerebek pertemuan tersebut.
Di antara para terdakwa terdapat sejumlah dokter dan perawat yang merawat korban luka di Rumah Sakit Salmaniya di Manama. Mereka dituduh memicu usaha penggulingan pemerintah.
Aktivis hak asasi manusia di Bahrain mengatakan, mereka masih mengkhawatirkan nasib para petugas kesehatan karena vonis masih belum dicabut. Pengadilan akan mengeluarkan keputusan akhir pada 29 September ini.