Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Yaman Selamat dari Usaha Pembunuhan

Kompas.com - 08/09/2011, 02:04 WIB

SANAA, KOMPAS.com — Gubernur Provinsi Marib di Yaman timur, Naji al-Zaidi, selamat dalam usaha pembunuhan yang menewaskan seorang pengawalnya. Demikian pernyataan satu sumber suku kepada AFP, Rabu (7/9/2011).

Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah konvoi Gubernur Naji al-Zaidi ketika ia berusaha kembali ke provinsi itu untuk pertama kalinya sejak ia dipaksa meninggalkan kantornya pada Maret lalu, selama protes antipemerintah, kata sumber yang menolak disebutkan namanya itu.

Penyerang memberondongkan tembakan ketika konvoi tersebut mendekati kota Bidbida, 140 kilometer sebelah timur Sanaa. Empat pengawal Zaidi juga terluka dalam serangan itu.

Zaidi dipaksa meninggalkan kantornya setelah gelombang protes meningkat di Marib untuk menentang kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh. Saleh berada di sebuah rumah sakit di Arab Saudi sejak Juni lalu setelah ia cedera dalam serangan bom terhadap istananya di Sanaa, tetapi ia menolak menyerahkan kekuasaan kepada wakil presiden.

Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan lebih dari 300 orang. Dengan jumlah kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama Washington dalam perang melawan Al Qaeda, kehilangan dukungan AS.

Menurut sebuah laporan New York Times, Pemerintah AS mengambil bagian dalam upaya-upaya untuk merundingkan pengunduran diri Saleh dan penyerahan kekuasaan sementara. Para pejabat AS menganggap posisi Saleh tidak bisa lagi dipertahankan karena protes yang meluas, dan ia harus meninggalkan kursi presiden.

Meski demikian, Washington memperingatkan bahwa jatuhnya Saleh selaku sekutu utama AS dalam perang melawan Al Qaeda akan menimbulkan "ancaman nyata" bagi AS.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan. Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990, tetapi banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstremisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP). Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal, dan Al Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu, dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al Qaeda, AQAP, menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada hari Natal. AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan, dan serangan-serangan Al Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com