Montreal, Senin -
Hal itu dirilis harian
Harian itu tak mengonfirmasi apakah bantuan militer sudah dikirim. Anggota senior dewan penguasa baru dari oposisi di Tripoli mengatakan, informasi itu memperkuat kecurigaan mereka tentang aksi terbaru China, Aljazair, dan Afrika Selatan.
Dalam perkembangan krisis Libya sejak awal, sikap tiga negara itu memang berbeda dari Barat. Aljazair masih meragukan Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai otoritas pemerintahan sementara Libya. Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma beberapa kali mengecam intervensi Barat.
Hal serupa ditegaskan harian terbitan Toronto, Kanada, itu.
Berita itu bersumber pada berkas-berkas yang ditemukan di tumpukan sampah di pinggir jalan di lingkungan Bab Akkarah, tempat beberapa pendukung setia kepada Khadafy tinggal. Ketua Komite Militer NTC Omar Hariri, yang memeriksa dokumen itu, membenarkan kehadiran senjata baru itu di medan perang, kata
Pembantu keamanan Khadafy melakukan perjalanan ke Beijing pada medio Juli. Utusan Khadafy bertemu pejabat tiga perusahaan yang diawasi negara, yakni China North Industries Corp (Norinco), China National Precision Machinery Import and Export Corp (CPMIC), dan China Xinxing Import and Export Corp.
Tiga perusahaan dari China itu menawarkan isi seluruh stok mereka untuk penjualan itu dan berjanji memproduksi lebih jika perlu, demikian media Kanada itu. Tuan rumah mengucapkan terima kasih kepada Libya atas kebijaksanaan mereka dan menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan, dan pengiriman disarankan melalui pihak ketiga.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, tiga perusahaan yang disebutkan itu belum memberikan ”produk militer” untuk Libya. ”Perusahaan-perusahaan China tak menyediakan produk militer untuk Libya baik langsung atau tidak,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, Senin.
Para pejabat NTC di Tripoli, Senin, mengatakan, mereka akan menyelidiki kebenaran informasi itu. Namun, ”Mungkin saja terjadi bahwa laporan dalam dokumen-dokumen ini benar adanya,” kata juru bicara militer NTC Abdulrahman Busin.
Busin menambahkan, penyelundupan senjata bisa saja terjadi meski dilarang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Kami tetap mencari bukti atas dugaan ini,” katanya.(AFP/REUTERS/