Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Daddy" Khadafy di Mata Perawat Pribadinya

Kompas.com - 05/09/2011, 10:14 WIB

Ketika Khadafy mengunjungi Ukraina pada Oktober 2009, Balinskaya sudah lulus dari sekolah perawat di Kiev dan telah bekerja di tempat asalnya di Mogilnoye selama tiga tahun. Namun hidup tidak mudah di Ukraina. Dia hanya mendapat 125 dollar AS (atau sejuta rupiah) sebulan. Perempuan itu tahu tentang peluang di Libya dan telah mengajukan aplikasi untuk bekerja di sana. Itu merupakan kesempatan untuk mengubah nasib. Gaji lebih tinggi di Libya dan dia akan menerima fasilitas rumah dan fasilitas lainnya.

Dia telah menunggu jawaban atas lamarannya sekitar sebulan ketika Khadafy tiba untuk kunjungan kenegaraannya ke Ukraina. Sebuah pertemuan diatur bagi Khadafy untuk berjumpa dengan enam calon perawat pribadinya. Balinskaya salah satu dari mereka. Dia hanya tahu sedikit tentang Khadafy dan merasa gugup pada pertemuan pertama mereka. Tiga dari enam perawat itu sudah bekerja di Libya dan tahu bahasa Arab. Balinskaya berpikir, dirinya tidak punya kesempatan.

Khadafy menyapa mereka tapi Balinskaya mengatakan tidak ada yang istimewa dalam proses seleksi itu. "Saya tidak tahu bagaimana ia membuat pilihan, mungkin dia psikolog yang baik," katanya. Balinskaya belakangan tahu bahwa Khadafy dapat memahami orang-orang dari jabatan tangan pertama, dari tatapan mata mereka.

Tak lama kemudian, Balinskaya berada dalam perjalanan ke Tripoli. Tugasnya semata-mata untuk mengobati Khadafy dan keluarga besarnya. Aturannya yang ketat; para perawat Ukraina yang cantik-cantik itu tidak boleh memakai riasan mencolok atau mengenakan pakaian terbuka.

"Penampilan kami sangat sederhana sehingga tidak menarik perhatian siapa pun," katanya. "Kami tidak pernah mengenakan lipstik ketika pergi ke rumahnya."

Balinskaya selalu dikelilingi orang-orang lain -istri Khadafy, anak-anak, cucu, para pejabat  lingkaran dalam kekuasaannya. "Tak seorang pun dari kami yang pernah hanya berduaan dengan dia," katanya. "Bahkan tidak ada satu kamar di rumahnya di mana kami mungkin bisa ditinggal berduaan dengan dia."

Maka, dia terkejut dengan gosip bahwa Khadafy punya hubungan seksual dengan para perawat luar negerinya. Perawat kawakan Ukraina, Galina Kolonitskaya, 38 tahun, yang telah bekerja dengan Khadafy selama hampir satu dekade, digambarkan dalam kawat-kawat diplomatik AS yang diposting WikiLeaks sebagai "si pirang yang menggairahkan" yang "tahu rutinitas Khadafy." Dalam kawat-kawat itu dikatakan bahwa diktator Libya tersebut sangat bergantung pada Kolonitskaya.

"Galina perawat yang sama seperti kami semua," kata Balinskaya. "Dia tentu saja seorang wanita yang sangat menarik dan sangat baik hati. Dia banyak membantu saya. Saya tidak tahu siapa yang menciptakan citra tentang kami para perawat, serta tentang pengawal wanitanya," katanya. "Bagaimana bisa orang yang berpikiran waras menganggap bahwa kami bisa punya hubungan intim dengan Khadafy?"

Berharap kembali ke Libya

Balinskaya dan Kolonitskaya meninggalkan Libya pada Februari lalu ketika pemberontakan terhadap Khadafy bermula. Namun bukan hanya ancaman perang itu yang mendorong Balinskaya untuk pulang. Dia sedang hamil ketika itu dan perutnya mulai kelihatan membesar. Dia lalu kembali ke tempat asalnya di Mogilnoye, sebuah desa di selatan Kiev. Suaminya, Dejan, 38 tahun, seorang pengusaha Serbia, bergabung dengan dia di sana. Bulan lalu, ketika rezim Khadafy limbung, Balinskaya melahirkan seorang bayi laki-laki.

Para wartawan yang ingin mendengar kisah-kisah Kolonitskaya tentang Khadafy, berbaris di pintu apartemennya. Namun perawat itu menghindari publisitas. "Semua gosip tentang Kolonitskaya tidak benar," kata Balinskaya. "Dia benar-benar muak. Terlalu banyak perhatian padanya dan semua tanpa alasan."

Para perawat, kata Balinskaya, tidak punya hubungan pribadi dengan Khadafy. "Saya hanya bisa mengatakan hal-hal yang baik tentang dia," katanya, sambil berpikir tentang kehidupan yang nyaman dia di Libya dan bermimpi bagaimana hal itu terjadi lagi. "Saya sangat berharap, kami bisa kembali ke Libya," katanya, sambil membolak-balik album berisi foto-foto dirinya di Libya.

Hanya saja, sekarang Libya sudah berbeda. Libya tanpa Khadafy. Tanpa "Daddy".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com