Tripoli, Kompas
Wartawan Kompas
Saif al-Islam Khadafy dan Saadi Khadafy disinyalir bersembunyi di Bani Walid. Namun, Saif al-Islam diberitakan telah lari dari Bani Walid dua hari lalu. Adapun Saadi masih belum diketahui nasibnya.
Sebelumnya, cara penaklukan Bani Walid masih simpang siur. Salah seorang anggota teras NTC, Abu Saif Ghaniyah, kepada televisi satelit Al Jazeera mengungkapkan bahwa telah tercapai kesepakatan antara NTC dan para tokoh Bani Walid agar pasukan NTC bisa masuk secara damai ke Bani Walid.
Namun, mantan juru bicara pemerintah Khadafy, Musa Ibrahim, membantah keras bahwa Bani Walid bersedia menyerah kepada NTC. Menurut dia, Bani Walid yang dihuni kabilah Warfalah (salah satu kabilah terbesar di Libya) menolak berunding dengan NTC dan tetap berkomitmen mendukung Khadafy.
Di kalangan pejabat NTC juga terjadi perbedaan pendapat tentang tenggat yang diberikan kepada kota-kota yang masih dikuasai loyalis Khadafy untuk menyerah atau memilih perang.
Ketua NTC Mustafa Abdul Jalil mengatakan, pihaknya memberikan tenggat satu pekan kepada kota-kota di bawah kontrol loyalis Khadafy untuk menyerah.
Namun, wakil ketua dewan militer NTC di kota Tarhuna, Abdul Razaq Nadhuri, menegaskan, Bani Walid hanya diberikan tenggat hingga Minggu pagi kemarin untuk menyerah atau memilih perang.
Salah seorang komandan lapangan pasukan NTC, Mahmud Abdul Aziz, menyatakan telah mencoba berunding soal penyerahan Bani Walid, tetapi kesabarannya telah habis.
Ia menambahkan, ”Sebagian pihak meminta supaya diberikan tambahan waktu, tetapi kami telah memberikan waktu yang cukup.”
Salah seorang pejabat NTC, Ali Tarhuni, juga menegaskan, pasukan NTC telah mengepung Bani Walid dan siap menyerang kota itu sebelum tenggat yang ditetapkan berakhir.