Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabtu, "Deadline" buat Khadafy

Kompas.com - 31/08/2011, 14:54 WIB

BENGHAZI, KOMPAS.com — Pemberontak Libya memberikan batas waktu sampai Sabtu (3/9/2011) kepada pasukan yang setia kepada Moammar Khadafy untuk menyerah atau menghadapi "perang yang menentukan" dari pemberontakan lebih dari enam bulan terhadap rezim itu.

Ketua Dewan Transisi Nasional (NTC) negara yang dilanda konflik itu, Mustafa Abdel Jalil, mengatakan, ultimatum itu diberikan untuk merayakan Idul Fitri.

Perundingan-perundingan sedang dilakukan dengan para pemimpin masyarakat dan sipil di sejumlah kota, termasuk tempat kelahiran Khadafy, Sirte, tempat ia kemungkinan bersembunyi dalam usaha menghindari pertumpahan darah, tetapi pertempuran kemungkinan akan segera berkobar kembali.

"Dari Sabtu, jika tidak ada penyelesaian damai di lapangan, kami akan menggunakan kekuatan militer," kata Abdel Jalil, memperingatkan bahwa Khadafy "belum takluk".

NATO juga mengatakan, pengaruh Khadafy tetap kuat kendatipun dia lari. "Ia sedang menunjukkan kemampuan untuk mengatur beberapa tingkat komando dan pengawasan," kata Kolonel Roland Lavole, juru bicara militer misi udara NATO di Libya, dalam jumpa pers melalui jaringan video dari markas besarnya di Napoli.

Kendati pemberontak berusaha meminta pasukan Khadafy menyerah di Sirte, pangkalan penting terakhir mereka, serangan-serangan udara NATO kini dipusatkan sekitar kota itu.

"Pasukan Khadafy kami lihat berantakan, mereka mundur dengan teratur, dan pergi ke posisi terbaik kedua di mana mereka dapat melanjutkan perang mereka," tambah Lavoie.

Juru bicara militer pemberontak Kolonel Ahmed Omar Bani, Selasa (30/8/2011), mengatakan, pasukannya "siap bagi pertempuran militer terakhir", yang menyebut Sabtu sebagai "saat yang menentukan."

"Kami tidak melihat ada indikasi penyerahan yang damai. Kami terus mengusahakan satu penyelesaian damai, tetapi pada Sabtu kami akan menggunakan berbagai cara terhadap para penjahat ini," katanya.

Sementara itu, ibu kota Tripoli merayakan Idul Fitri pada Selasa dengan ledakan-ledakan peluru bercahaya ke langit sebagai pengganti kembang api dan penduduk berkumpul di Taman Syuhada, dulu dikenal sebagai Taman Hijau.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com