Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri dan 3 Anak Khadafy di Aljazair

Kompas.com - 30/08/2011, 07:46 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Istri Moammar Khadafy dan tiga anaknya dipastikan sudah berada di Aljazair, Senin (29/8/2011). Namun, keberadaan Khadafy sendiri masih menjadi tanda tanya besar.

Kementerian Luar Negeri Aljazair menyatakan, istri Khadafy, Safia; dua putranya, Hannibal dan Mohammad; serta putrinya, Aisha, masuk ke negara itu melalui perbatasan. Dinyatakan juga bahwa Pemerintah Aljazair sudah memberitahukan hal itu kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ketua Dewan Keamanan PBB, serta pemimpin Dewan Transisi Nasional Libya (Transitional National Council/TNC).

Menurut Ahmed Jibril, seorang ajudan Ketua TNC Mustafa Abdul-Jalil, TNC bakal "menuntut Pemerintah Aljazair menyerahkan mereka (keluarga Khadafy) ke Libya untuk diadili".

Anak-anak Khadafy berperan penting di bidang ekonomi dan militer LIbya. Hannibal memimpin perusahaan transportasi laut dan Mohammed adalah Ketua Komite Olimpiade Nasional.

Juru bicara militer TNC, Ahmed Bani, menyatakan, dia tidak terkejut mendengar Aljazair menerima keluarga Khadafy. Selama enam bulan pemberontakan di Libya, pihak oposisi menuduh negara itu memasok Khadafy dengan pembunuh bayaran untuk memadamkan pemberontakan.

Akhir pekan lalu, kantor berita Mesir MENA mengutip seorang pemberontak yang melaporkan adanya iring-iringan sedan Mercedes antipeluru melintasi perbatasan barat daya Libya di kota Ghadamis menuju Aljazair. Kemenlu Aljazair membantah laporan itu.

Bani menambahkan, pasukan pemberontak kemungkinan besar telah menewaskan putra bungsu Khadafy, Khamis, Sabtu (26/8/2011). Tentara pemberontak bertempur dengan sebuah konvoi militer di Tarhouna dan menghancurkan dua kendaraan di konvoi itu.

Tubuh-tubuh di dalam mobil itu hangus terbakar dan tidak bisa dikenali. Menurut Bani, tentara yang tertangkap mengaku mereka pengawal Khamis.

"Kami yakin dia tewas," kata Kolonel Boujela Issawi, komandan pemberontak di Tarhouna. Namun, dia meragukan pernyataannya sendiri dengan mengatakan bahwa Khamis kemungkinan bisa ditarik dari mobil dan dibawa ke sebuah rumah sakit di Bani Walid.

Sementara Kolonel Abdullah Hussein, seorang mantan pilot Angkatan Udara Libya yang kini menjadi salah satu pemimpin pemberontak di Tarhouna, mengatakan, "Kami mendengar dari Bani Walid bahwa dia (Khamis) meninggal di rumah sakit di sana."

Saat ditanya bagaimana dia mengetahui hal itu karena Bani Walid masih dikuasai pro-Khadafy, Hussein menjawab, "Kami memiliki orang di sana."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com