Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan "Tribun Pekanbaru" Diancam Dibunuh

Kompas.com - 25/08/2011, 20:33 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com —  Hengki Seprihadi (30), wartawan Tribun Pekanbaru, diancam dibunuh Jon, pegawai negeri sipil, di lingkungan Biro Umum, Pemerintah Provinsi Riau, Rabu (24/8) malam.

Ancaman itu disampaikan Jon di depan Kepala Biro Umum, Pemprov Riau, Surya Maulana, di mushala, Gedung Daerah, Kediaman Resmi Gubernur Riau Rusli Zainal  terkait berita pemotongan dana bantuan masjid.

"Malam itu saya sedang menunggu Gubernur Riau untuk wawancara. Tiba-tiba Surya Maulana datang dari arah dalam Gedung Pauh Janggi dan meminta saya ke mushala. Dia diikuti dua pegawai Biro Umum. Di dalam mushala itu, saya diintimidasi dan diancam," kata Hengki di Pekanbaru, Kamis (25/8/2011).

Hengki menambahkan, salah seorang pegawai Biro Umum, yang bernama Jon, mulanya hanya diam mendengarkan Surya berbicara tentang bagaimana menjadi wartawan yang baik. Namun, ketika berbicara, yang keluar dari mulutnya adalah ancaman.

"Kau orang mana. Malam ini kau bisa kubikin mati dan hilang kubuat," kata Hengki menirukan ancaman Jon.

Awalnya, Surya mempertanyakan tulisan Hengki di Tribun Pekanbaru yang mengutip ucapan Surya Maulana tentang pemotongan dana bantuan masjid yang dilakukan aparat Pemprov Riau. Surya keberatan tulisan itu melibatkan namanya.

Menurut Surya, tulisan Hengki di Tribun Pekanbaru, Rabu (24/8/2011), membuatnya malu sehingga keluarga dan teman-temannya mempertanyakan berita itu.

Hengki mengungkapkan, jika keberatan terhadap isi berita, Surya diminta melakukan klarifikasi atau menyampaikan hak jawab. Hanya saja, Surya tidak bersedia.

Dalam tiga hari terakhir, Tribun Pekanbaru getol memberitakan pemotongan dana bantuan Masjid Al Jihad di Kecamatan Tampan. Dari dana bantuan Rp 7.500.000, pengurus masjid hanya menerima Rp 5.000.000. Pemotongan dana itu membuat marah sejumlah tokoh masyarakat.

Al Azhar, tokoh muda Riau, mengatakan, kalau benar pemotongan dana masjid itu dilakukan aparat Pemprov Riau, hal itu merupakan tindakan yang sangat keterlaluan. "Kalau dana masjid saja, yang tidak lain rumah Allah, mereka berani menyunatnya, bagaimana dana-dana lainnya," ujar Al Azhar.  

Surya Maulana belum dapat dihubungi. Dua nomor telepon selulernya tidak aktif. Rudi Kurniawan, wartawan Media Indonesia yang mengaku sempat terhubung dengan Surya, juga tidak mendapat keterangan apa-apa.

Mulanya, Surya sempat menjawab halo. Namun, ketika ditanya tentang ancaman bunuh terhadap Hengki, mendadak suaranya berubah.

"Halo-halo, maaf ya sinyal kurang bagus. Itu kata Surya ketika saya telepon. Padahal, suaranya sangat jelas terdengar," kata Rudi.

Kepala Biro Humas Pemprov Riau Chairul Riski, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan belum mengetahui peristiwa ancaman yang dilakukan Surya Maulana Cs. Dia berjanji akan mencari jawaban terhadap kasus yang menimpa Hengki.

"Beri saya waktu mempelajari kasus ini," kata Riski.

Toni Hidayat, Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia, Riau, mengungkapkan, ancaman terhadap wartawan, apalagi ancaman bunuh, tidak dapat dibenarkan. Hal itu sudah masuk ke dalam ranah pidana dan pelakunya dapat dihukum penjara.

"Kalau tidak berkenan dalam pemberitaan, silakan pakai hak jawab atau ajukan keberatan. Jangan main ancam," kata Toni.

Secara terpisah, Yusril Ardanis, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Riau, mengutuk ancaman terhadap Hengki. Menurut Yusril, ancaman tersebut harus dilihat sebagai bentuk intimidasi serius terhadap profesi kewartawanan.

"Ancaman membunuh wartawan bukan hal kecil. Polisi harus mengusut tuntas kasus ini" ucap Yusril. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com