Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pendukung Khadafy Culik 4 Wartawan Italia

Kompas.com - 25/08/2011, 13:01 WIB
EditorEgidius Patnistik

ROMA, KOMPAS.com - Para pendukung setia Mommar Khadafy, Rabu (24/8/2011), menculik empat wartawan Italia yang melakukan perjalanan dengan mobil di luar Tripoli, kata kementerian luar negeri Italia dan media lokal. Kementerian itu mengatakan, pasukan yang setia pada Khadafy tampaknya berada di balik penculikan itu, yang terjadi pada Rabu pagi.

"Zona antara Zawiyah dan Tripoli hanya sebagian saja yang dikendalikan pemberontak," kata kementerian luar negeri.

Kelompok wartawan itu diculik saat menuju Tripoli dari kota Zawiyah yang berjarak 40 kilometer, kata kantor berita ANSA yang mengutip pernyataan Bruno Tucci dari perhimpunan wartawan yang bermarkas di Roma. Sekelompok loyalis Khadafy menghentikan mobil itu, membunuh sopir, dan menciduk para wartawan ke sebuah rumah di mana seorang reporter untuk harian Katolik Avvenire diizinkan untuk menelepon editor mereka, guna menjelaskan apa yang terjadi, kata ANSA.

Dua wartawan lainnya bekerja untuk harian Corriere della Sera, sementara orang keempat bekerja untuk La Stampa, kata laporan itu. Elisabetta Rosaspina dari Corriere della Sera adalah satu-satunya wanita dalam kelompok tersebut, kata Tucci kepada ANSA.

Konsul Italia di Benghazi, Guido De Sanctis, mengatakan kepada ANSA bahwa para wartawan itu ditahan di sebuah rumah di Tripoli, tidak jauh dari hotel Rixos, dimana sebagian besar wartawan asing selama ini diinapkan dan telah dibebaskan Rabu pagi setelah sebelumnya ditangkap pasukan pro-Khadafy.

De Sanctis mengatakan wartawan Avvenire telah diizinkan untuk melakukan sejumlah pembicaraan telepon, yang digambarkan sebagai "pertanda baik" bagi para sandera.

Italia adalah pemain kunci dalam serangan udara pimpinan NATO selama pemberontakan enam bulan melawan Khadafy, yang memerintah Libya selama 42 tahun. Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini, Selasa, mengatakan Khadafy harus diadili oleh Pengadilan Pidana Internasional (ICC) di Den Haag. Frattini mengatakan, "Saya berharap bahwa Dewan Transisi Nasional di Bengazi akan menyerahkan mereka ke pengadilan Den Haag untuk diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke