Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melacak Khadafy Lewat Terowongan

Kompas.com - 25/08/2011, 06:58 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Bab el-Aziziya, markas besar Moammar Khadafy, sudah jatuh ke tangan para pemberontak. Namun, keberadaan salah satu kepala negara yang terlama berkuasa itu hingga kini masih misterius.

Para pemimpin oposisi dan pejabat asing meyakini Khadafy masih berada di Libya. Spekulasi yang berkembang, Khadafy kini berada di beberapa kota penting yang masih diperebutkan kaum pemberontak dengan para loyalis Khadafy.

Namun, pencarian orang kuat Libya itu kini difokuskan pada terowongan-terowongan bawah tanah dan bungker yang dibangun Khadafy di bawah Tripoli.

"Saat nyata dari kemenangan adalah ketika Khadafy ditangkap," kata Mustafa Abdel Jalil, Kepala Dewan Transisi Nasional Libya, Rabu (24/8/2011).

Spekulasi yang paling banyak dibicarakan adalah "kota di bawah tanah" yang selama ini memang sering dibicarakan. "Kota" itu bisa dituju melalui sejumlah terowongan yang berpusat di Bab el-Aziziya.

Sebelum dikuasai kaum pemberontak, Selasa (23/8/2011), kompleks yang meminjai salah satu simbol kekuasaan Khadafy itu dijaga oleh orang-orang paling setia. Tak heran bila banyak yang meyakini, Khadafy dan orang-orang terdekatnya masih berada di dalamnya.

Dikelilingi tembok tebal setinggi 3,7 meter, Kompleks seluas 3,7 km2 itu bak benteng. Di dalamnya terdapat barak-barak militer, rumah pribadi, termasuk rumah Khadafy, sebuah masjid, dan beberapa bangunan lainnya.

Terowongan itu disebut-sebut bermuara di beberapa tempat. Antara lain ke bandara, yang kini telah dikuasai pemberontak, pantai Mediterania, dan di sekitar Hotel Rixos, tempat para wartawan asing "dikurung".

Tentang terowongan di hotel itu, wartawan CNN Matthew Chance mengaku sudah menelusuri berbagai bagian hotel itu, dari lantai paling bawah hingga atap. Namun, dia dan rekan-rekannya tidak menemukan apa pun.

Tripoli bukan satu-satunya tempat dibangunnya bungker dan terowongan oleh Khadafy. Di sebuah istana di kota al-Baida yang lebih dulu dikuasai pemberontak disebut-sebut memiliki bungker nuklir.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com