Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kue Kering Sampai Panci

Kompas.com - 24/08/2011, 15:20 WIB

oleh Amanda Putri Nugrahanti

Pulang kampung saat Lebaran menjadi momen yang sangat spesial bagi para pemudik. Maka apa yang mereka bawa juga spesial, paling tidak ada kebanggaan ketika barang yang dibawa itu ditambahi embel-embel "dari Jakarta".

Erliana dan dua anaknya, Rabu (24/8/2011) siang di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, tengah menunggu bus yang akan membawa mereka ke Palembang, Sumatera Selatan. Ada tiga dus berukuran besar dan tiga tas pakaian di dekat mereka.

"Saya bawa astor (wafer stick) enam toples, sama kue-kue kering untuk dibagi-bagi di kampung. Walaupun di sana ada juga, tapi rasanya beda kalau dibawa dari sini," ujarnya.

Anaknya, Reza (9) menimpali, mereka juga membawa satu kilogram apel, khusus untuk nenek. Sebab, apel dari China itu katanya sulit dijumpai disana. "Ibu juga bawa panci.." tuturnya. Erliana pun berkata dengan malu-malu, "iya, habis panci di sini tidak terpakai, makanya saya bawa saja..," kata Erliana yang mengaku menyisihkan uang Rp 2,5 juta untuk mudik.

Maemunah (34) yang akan berangkat ke Purwodadi, Jawa Tengah, selain membawa pakaian dan penganan oleh-oleh, dia juga membawa penanak nasi untuk keluarga di kampungnya. "Rice cooker ini buat ibu di kampung. Walaupun bisa dibeli di sana, tetap saja beda. Kalau beli disini kan bisa bilang ini dari Jakarta," ucapnya.

Seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di Karawaci, Tangerang, Mulyani (35) bahkan membawa tanaman yang berkhasiat menurunkan darah tinggi ke kampung halamannya di Lampung. Dia tidak tahu persis nama tanaman itu tetapi ia menyebutnya "teh ijo".

Kalau direbus, kata Mulyani, warnanya menjadi hijau. Tanaman itu berlimpah di rumah majikannya. Karena itu, ia berniat membawakan dua batang tanaman yang akan ditanam begitu sampai di Lampung.

Bagi mereka yang merantau, adalah suatu kebanggaan jika bisa memberi sanak keluarga di kampung halaman sesuatu yang berbau Jakarta. Walaupun cukup repot membawanya, Ari Yuda (42) mengatakan, barang-barang yang dibawa ke kampung itu bermanfaat dalam menghemat anggaran.

"Barang-barang ini mungkin di kampung juga dijual. Tetapi kalau harus belanja di sana, pengeluaran bisa tidak terkontrol. Bisa-bisa kami tak bisa pulang karena kehabisan uang," kata Ari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com