Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya Pasca-Khadafy

Kompas.com - 24/08/2011, 03:27 WIB

Oleh karena itu, NTC mengimbau kepada mereka yang memegang senjata agar menyerahkan ke pihak NTC untuk dijadikan sebagai bahan inventaris negara.

Pada tahap selanjutnya, NTC akan membentuk militer baru yang bertanggung jawab penuh atas keamanan di Libya. Kekuatan militer menjadi penting untuk mengantisipasi ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Dari dalam, ancaman bisa saja datang dari para loyalis Khadafy yang masih tak menerima kejatuhan rezim Khadafy dan kalangan ekstremis yang ingin memanfaatkan instabilitas politik. Adapun ancaman dari luar bisa datang dari negara-negara Afrika yang selama ini punya hubungan dekat dengan Khadafy.

Kedua, rekonsiliasi nasional. Meskipun sebagian besar rakyat Libya menghendaki revolusi, tidak bisa dimungkiri masih terdapat pihak-pihak yang mempunyai loyalitas kuat terhadap Khadafy, khususnya dari suku Qadhdhafa dan penduduk kota Sirte, tempat kelahiran Khadafy. Mereka harus dilibatkan dalam pembangunan kembali Libya pasca-Khadafy sehingga mereka tidak merasa dirugikan atau teralienasi dari panggung politik yang dinikmati dalam empat dekade terakhir.

Ketiga, pemerintahan demokratis. Dalam banyak kesempatan, spirit yang diusung NTC dalam membangun Libya adalah pemerintahan demokratis. Pemerintahan demokratis, yaitu pemerintahan yang mencerminkan dan merepresentasikan kedaulatan rakyat serta terbentuknya tiga pilar empat demokrasi: eksekutif, legislatif, yudikatif, dan media.

Bagi Libya, membangun pemerintahan demokratis merupakan masalah yang pelik karena mereka tidak mempunyai pengalaman dalam berdemokrasi. Selama Khadafy memimpin, hampir tidak ada organisasi masyarakat yang terbentuk, media oposisi diberangus, dan kebebasan berpendapat dibungkam. NTC dan rakyat Libya memerlukan waktu untuk memulai zaman baru dalam demokrasi.

Pemahaman tentang demokrasi yang harus ditanamkan kepada rakyat Libya, yaitu demokrasi substansial, bukan sekadar demokrasi prosedural. Problem serius di dunia Islam dalam berdemokrasi karena mereka hanya memandang dan memahami demokrasi secara prosedural. Paham kebangsaan dan kewarganegaraan jadi prasyarat mutlak dalam demokrasi.

Membangun demokrasi

NTC menyatakan, pihaknya akan segera melaksanakan sejumlah aktivitas dalam rangka membangun demokrasi, di antaranya kongres nasional dalam rangka membentuk pemerintahan transisi yang akan merumuskan konstitusi sebagai fondasi demokrasi. Mereka sudah memastikan akan melibatkan suku Qadhdhafa (suku Khadafy). Setelah itu, NTC akan melakukan referendum terhadap konstitusi dan membentuk komisi pemilu dalam rangka pelaksanaan pemilu parlemen dan presiden. Waktu untuk merampungkan konfigurasi demokrasi sekitar 20 bulan setelah deklarasi pembebasan Libya.

Terakhir, masalah yang harus diatasi berkaitan kekhawatiran intervensi negara-negara Eropa dan AS dalam kepemilikan minyak. Tak dimungkiri, keberhasilan oposisi dalam melengserkan Khadafy karena didukung sepenuhnya oleh NATO setelah mendapatkan mandat dari PBB. Pihak yang punya kepentingan di Libya adalah Perancis, Italia, Inggris, dan AS.

Oleh karena itu, agar tak menimbulkan gejolak politik diperlukan aliansi yang diperluas dengan melibatkan negara-negara Arab, seperti Qatar, Arab Saudi, Kuwait, Mesir, dan Turki. Saat ini, Libya mempunyai momentum menjadi negara yang kuat di dalam dan membangun aliansi yang terbuka dengan negara-negara lain. Kuncinya, NTC harus menjadikan kedaulatan rakyat sebagai pijakannya.

Zuhairi Misrawi Analis Politik dan Pemikiran Timteng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com