Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil China dan Anjing Pun Dilibatkan

Kompas.com - 23/08/2011, 23:37 WIB

Menurut pengakuan para pemberontak, mereka mengambil begitu saja mobil itu dan menghidupan mesin dengan cara mengorsletkan kabel starter mobil seperti di film-film karena mereka tak tahu di mana kunci kontak mobil-mobil itu ditaruh.

"(Kalau bisa memilih), saya mending memilih Toyota atau truk yang lumayan bagus lainnya. Namun, ya, saya tetap bisa menggunakan ini," ungkap Alim. Mobil-mobil itu dikenal punya kelemahan di pintu bak belakang, yang suka membuka sendiri di saat yang tidak tepat.

Begitu pertempuran berkembang, para pemberontak ini menyadari bahwa tank bukanlah ancaman terbesar mereka. "Di dalam kota, kami bisa berlindung di rumah-rumah atau bangunan lain untuk bergerak mendekati tank. Kami jadi tahu, tank-tank itu ternyata bisa dihancurkan dari jarak 80 meter," ujar seorang dokter gigi bernama Ali (29), yang terlibat pertempuran di front barat Misrata.

Yang susah mereka hindari adalah para penembak jitu, yang bersembunyi di salah satu ruangan di gedung-gedung tinggi yang susah dilacak. Namun, para pemberontak pun menemukan cara untuk mengetahui posisi para sniper itu.

Salah satu kelompok pemberontak memelopori penggunaan lampu senter yang diikatkan pada seekor anjing. Saat malam hari, anjing ini dilepas di dekat gedung yang diduga menjadi tempat persembunyian penembak jitu.

Begitu melihat lampu senter berkelebat, hampir bisa dipastikan si sniper akan menembak. Tembakannya biasanya meleset karena ukuran anjing yang kecil dan gerakannya yang cepat dan lincah.

Namun, satu tembakan saja sudah cukup bagi pemberontak untuk mengetahui posisi si penembak jitu. Mereka tinggal menghabisinya dengan menembakkan RPG.

Serangan udara pesawat-pesawat tempur NATO memang sangat membantu pemberontak dalam melemahkan kekuatan militer pemerintah. Akan tetapi, kegigihan tekad dan kecerdikan para pemberontak—yang berasal dari berbagai latar belakang—itulah yang bahkan membuat para panglima NATO pun terkejut saat mereka berhasil memasuki Tripoli kurang dari sepekan setelah merebut kota Zawiya. (Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com