Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy Mungkin Masih di Tripoli

Kompas.com - 22/08/2011, 15:40 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com Pertempuran sengit berkecamuk di dekat kompleks Moammar Khadafy di Tripoli, Senin (22/8/2011), sehari setelah pasukan pemberontak menerobos masuk ke jantung simbolis ibu kota Libya itu. Pertempuran juga terdengar di selatan Tripoli, di mana terjadi tembakan senjata berat dan senapan otomatis pada sekitar pukul 11.00 WIB.

Para pemimpin pemberontak sebelumnya memperingatkan bahwa kantong-kantong perlawanan tetap ada meski sebagian besar pendukung Khadafy menghilang menyusul jebolnya pertahanan ibu kota itu dalam sebuah serangan kilat para pemberontak, Minggu.

Keberadaan orang kuat Libya itu tidak diketahui. Dia sudah tidak tampak di depan umum selama berminggu-minggu. Sebuah sumber diplomatik mengatakan, Khadafy mungkin masih di kompleks Bab al Aziziya di pusat Tripoli. "Dia masih di Tripoli dan bisa jadi di kediamannya di Bab al-Aziziya," kata sumber itu, yang bertemu Khadafy dalam dua minggu terakhir.

Kompleks Bab al-Aziziya telah digembur secara teratur sejak awal intervensi militer internasional di Libya pada 19 Maret dan sebagian besar bangunan kompleks itu telah hancur. Namun, Khadafy punya banyak bungker di sana yang dapat menjadi tempat berlindung, kata sumber diplomatik itu.

Dua orang putranya, Seif al-Islam dan Al Saadi al Khadafy, telah ditangkap, sedangkan yang lain, Mohamad Khadafy, yang diwawancarai tevisi Al-Jazeera mengaku berada dalam tahanan rumah. Dalam wawancara singkat lewat telepon dengan Al-Jazeera pada Senin pagi, Mohamad Khadafy mengakui rezim Libya telah membuat kesalahan. "Saya bukan bagian dari sistem keamanan atau pejabat pemerintah untuk tahu apa yang sedang terjadi. Saya berpikir bahwa kurangnya akal dan visi yang luas telah menyebabkan Libya berada di posisi sekarang," katanya dalam wawancara itu.

Khadafy dalam tiga seri pidatonya hari Minggu yang disiarkan televisi menyatakan, ia bersumpah tidak akan menyerah dan mendesak rakyat Tripoli untuk "membersihkan ibu kota", bahkan saat pasukan pemberontak menyapu ibu kota dan mengambil alih Lapangan Hijau yang punya makna simbolis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com