Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Masuki Tripoli

Kompas.com - 21/08/2011, 13:43 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com- Suara letusan senjata api dan ledakan mengguncang Tripoli sepanjang malam setelah para penentang Moammar Khadafy bangkit melancarkan serangan penghabisan untuk menggulingkan pemimpin Libya yang sudah berkuasa lebih dari 40 tahun itu.

"Saat-saat terakhir (bagi Khadafy) sudah tiba. Para pemberontak telah bangkit," tutur Abdel Hafiz Ghoga, Wakil Ketua Dewan Transisi Nasional (NTC), sebutan untuk pihak pemberontak yang bermarkas di Benghazi, Libya Timur, Minggu (21/8/2011).

Tripoli selama ini relatif tak tersentuh perang saudara di Libya, yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan. Namun, sejak pasukan pemerintah berhasil merebut kota Zawiyah di dekat Tripoli, seminggu lalu, pertempuran berlangsung makin dekat dengan ibu kota Libya itu. Dengan direbutnya Zawiyah, yang terletak di jalur utama menuju ibu kota, Tripoli praktis terputus dari dunia luar.

Warga Tripoli mengatakan, para ulama di beberapa distrik di kota itu menyeru kepada warga untuk bangkit melawan Khadafy. Seruan itu disampaikan setelah waktu berbuka puasa, Sabtu (20/8/2011) petang, melalui pengeras suara masjid. "Kami bisa mendengar baku tembak di beberapa tempat. Sebagian warga pergi keluar, kebanyakan anak muda. Pemberontakan (di Tripoli) sudah dimulai," kata seorang warga kepada Reuters.

Pertempuran masih terus berlangsung di dekat Pangkalan Udara Mitiga, Distrik Tajourah, hingga lepas tengah malam. Jasad para pemberontak yang tewas dalam pertempuran itu ditemukan di Distrik Qadah dan beberapa bagian lain kota.

Sementara di Distrik Zawiyat al-Dahmania, setidaknya ditemukan jasad tiga prajurit yang loyal kepada Khadafy. Moral pemberontak makin tinggi setelah makin banyak pejabat yang loyal kepada Khadafy akhirnya membelot ke pihak pemberontak.

Sehari sebelum serangan ke Tripoli, tangan kanan Khadafy, Abdel Salam Jalloud, membelot dan kini dikabarkan berada di Roma, Italia. Saat diwawancara stasiun televisi Al-Jazeera melalui sambungan internet, Jalloud menyerukan kepada rakyat Tripoli untuk bangkit melawan tiran. "Malam ini, kalian raih kemenangan atas ketakutan!" seru Jalloud.

Khadafy sendiri mengatakan, serangan pemberontak itu tak lebih dari serangan "tikus-tikus" yang sudah dibasmi. "Tikus-tikus itu telah diserang oleh massa malam ini dan mereka telah dibasmi," tukas Khadafy melalui rekaman audio yang disiarkan stasiun televisi nasional Libya.

Khadafy mengindikasikan serangan itu dibantu oleh serangan udara pasukan NATO. "Saya tahu ada pengeboman dari udara, tetapi suara kembang api masih lebih keras daripada suara bom-bom yang dijatuhkan dari pesawat-pesawat itu," tandas Khadafy.

Sebelumnya, anak Khadafy, Saif-al-Islam, juga tampil di televisi dan menegaskan revolusi di Libya tidak akan berhasil. "Kalian semua tidak akan melihat kami, orang-orang Libya, menyerah dan mengibarkan bendera putih. Itu mustahil. Ini negara kami dan kami tak akan pergi dari sini," seru Saif-al-Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com