Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Arab Merambah ke Israel

Kompas.com - 19/08/2011, 07:44 WIB
Oleh: Musthafa Abd Rahman

Sejarah Arab-Israel adalah sejarah konflik atau peperangan. Namun, dunia kini dikejutkan dengan aksi rakyat di dunia Arab dan Israel yang sama-sama menggugat kondisi kehidupan yang mengimpit mereka.

Ratusan ribu rakyat Israel, Sabtu (13/8/2011) malam, kembali berunjuk rasa di sejumlah kota di negara itu dengan meneriakkan satu slogan ”rakyat menginginkan seuntai napas kehidupan dan keadilan sosial”.

Tepat sepekan sebelumnya, sedikitnya seperempat juta rakyat Israel juga mengikuti unjuk rasa serupa. Mereka menduduki jalan-jalan utama di kota-kota besar dan mendirikan tenda dengan tuntutan meraih kehidupan lebih terhormat. Bahkan, ada pengunjuk rasa membawa pamflet besar di pusat kota Tel Aviv dengan tulisan bahasa Yahudi dan Arab: ”Di sini Mesir”.

Jalan utama di Tel Aviv, Jerusalem, dan kota-kota lain tak ubahnya seperti Alun-alun Tahrir di Kairo, Mesir. Tuntutan akan keadilan sosial serta persamaan hak antara kaya dan miskin terdengar keras di jalan utama atau alun-alun kota, persis seperti teriakan yang sebelumnya terdengar di Alun-alun Tahrir di Kairo atau Jalan Habib Bourguiba di kota Tunis, Tunisia.

Tuntutan akan keadilan sosial dan persamaan hak itu sesungguhnya menjadi dasar meletusnya revolusi di dunia Arab. Tuntutan yang sama juga menggerakkan unjuk rasa besar-besaran di Israel. Hanya saja, keadilan sosial, persamaan hak, penegakan hak asasi manusia, jalan demokrasi, dan kebebasan di dunia Arab harus ditempuh dengan revolusi, menumbangkan rezim diktator. Itulah sebabnya, teriakan demokrasi dan kebebasan terdengar nyaring di negara-negara Arab.

Meski sistem demokrasi di Israel jauh lebih mapan, hal itu ternyata belum mampu menciptakan keadilan sosial dan persamaan hak. Karena itu, secara substansial unjuk rasa di dunia Arab dan Israel ini memiliki pijakan yang sama. Hal itu cukup aneh karena Israel secara ekonomi tergolong makmur dengan pendapatan per kapita sekitar 28.000 dollar AS per tahun. Bandingkan dengan Mesir yang pendapatan per kapita penduduknya hanya sekitar 2.700 dollar AS per tahun.

Persoalan di Israel bermula ketika pemerintah pada awal bulan Agustus menaikkan tarif listrik sebesar 12 persen. Kenaikan tarif listrik itu segera menjadi amunisi yang menggerakkan rakyat turun ke jalan, menolak akumulasi impitan hidup yang telah membelenggu mereka. Unjuk rasa spontan pun terjadi di sejumlah kota, menolak kenaikan biaya hidup yang terus melonjak, khususnya harga properti dan jasa.

Seperti di negara-negara Arab, para pemuda dan mahasiswa Israel-lah yang menggerakkan unjuk rasa, menuntut masa depan yang lebih jelas di tengah hegemoni kekuasaan elite politik dan pengusaha kaya di negara itu. Pemuda Israel mengancam akan menggelar demonstrasi 1 juta orang pada 3 September jika pemerintah tidak segera memenuhi tuntutan mereka.

Masalah lama

Persoalan sosial dan ekonomi yang menyulut kemarahan rakyat di Israel tidak muncul tiba-tiba. Akar masalahnya bisa dirunut mundur hingga pertengahan tahun 1980-an.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com