Kairo, Kompas -
Demikian diberitakan harian
Mubarak selama berkuasa dikenal sangat dekat dengan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz.
Di tengah santernya berita upaya menghentikan proses pengadilan terhadap Mubarak itu, ketua tim pengacara Mubarak, Yusri Abdurrazaq, mengungkapkan, sebanyak 1.700 pengacara sukarelawan telah mendaftarkan diri untuk membela mantan Presiden Mesir selama tiga dekade ini.
Sementara itu, Arab Saudi dan Amerika Serikat diduga terlibat penyaluran dana untuk politik uang ke kekuatan politik tertentu di Mesir guna memengaruhi hasil pemilu parlemen Mesir pada November mendatang.
Arab Saudi ditengarai menyalurkan dana ke kubu Islamis, khususnya kelompok Salafi, untuk memperkuat pendanaan kubu Islamis itu dalam menghadapi pemilu parlemen mendatang.
Sementara AS mengucurkan dana ke sejumlah kekuatan politik liberal dan lembaga hak asasi manusia. Dubes AS untuk Mesir Anne W Patterson, seperti dikutip harian
Isu bantuan dana dari AS dan Arab Saudi itu kini menjadi bahan polemik menyusul persaingan sengit antara kubu Islamis dan Liberal di Mesir saat ini.
Pemerintah AS telah menarik pulang direktur lembaga bantuan AS (USAID) di Mesir, James Bever, setelah AS dikritik karena mengalirkan dana ke sejumlah kekuatan politik di Mesir.
Pemerintah Mesir, seperti dikutip harian
Menurut aturan Pemerintah Mesir, bantuan asing ke lembaga-lembaga di Mesir harus transparan, harus jelas identitas donaturnya, dan jumlah dana yang disalurkan serta tujuan dari aliran dana tersebut.