Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima yang Anti-Thaksin Tidak Dipecat

Kompas.com - 10/08/2011, 22:35 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com — Menteri pertahanan baru Thailand, Rabu (10/8/2011), mengatakan, tidak ada rencana untuk memecat panglima militer, yang memainkan peran penting dalam tindakan keras militer terhadap protes-protes oposisi di Bangkok pada tahun lalu.

"Saya dapat mengonfirmasikan bahwa tidak akan ada pergantian," kata Jenderal Yuthasak Sasiprapa kepada AFP di Kantor Pemerintah ketika ditanya apakah ia mempertimbangkan perombakan dalam kepemimpinan angkatan bersenjata.

Militer Thailand memiliki sejarah panjang campur tangan dalam politik, termasuk sejumlah kudeta, paling baru tahun 2006 ketika menggulingkan Thaksin Shinawatra, yang sekutunya kembali berkuasa dengan meraih kemenangan besar dalam pemilu bulan lalu.

Panglima militer Jenderal Prayut Chan-O-Cha, seorang loyalis, melancarkan satu serangan terselubung terhadap partai Thaksin di televisi nasional menjelang pemungutan suara itu, meminta para pemilih memilih "orang-orang yang baik".

Prayut, yang memangku jabatan itu pada Oktober lalu, mengawasi tindakan militer terhadap unjuk rasa para pedukung "Kaus Merah" yang pro-Thaksin di tengah kota Bangkok pada April dan Mei 2010, yang menewaskan 90 orang.

Menteri pertahanan baru itu mengemukakan kepada wartawan, Rabu, ia diminta oleh Thaksin—yang dianggap luas sebagai pemimpin de fakto Partai Peua Thai—untuk melanjutkan hubungan lebih baik ini dengan militer.

"Saya yakin bahwa hubungan antara militer dan Partai Puea Thai akan membaik," katanya dan menambahkan, ia mengharapkan tidak akan ada kudeta lagi.

Yuthasak ada wakil menteri pertahanan di bawah Pemerintah Thaksin yang kini tinggal di pengasingan untuk menghindari hukuman penjara karena terlibat korupsi.

Yingluck Shinawatra, 44 tahun, adik bungsu Thaksin yang dilantik menjadi perdana menteri, Senin, berikrar akan menyelesaikan konflik bertahun-tahun setelah abangnya digulingkan.

Beberapa pemimpin Kaus Merah dipilih sebagai anggota parlemen, tetapi tidak ada yang diangkat menjadi menteri yang dapat menimbulkan kemarahan musuh-musuh Thaksin di militer, pemerintah, dan kalangan istana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com