KOMPAS.com - Moratorium pengiriman pekerja rumah tangga asal Indonesia ke Arab Saudi pada Senin (1/8/2011) memunculkan masalah pada jasa penerbangan, khususnya untuk destinasi ke Timur Tengah. Menurut Sales Manager Emirates untuk Indonesia Ilona Leiwakabessy di sela-sela hari ulang tahun ke-19 Emirates Indonesia pada Rabu (10/8/2011), pihaknya juga ikut mengalami problem tersebut. "Meski jumlah penumpang tenaga kerja Indonesia (TKI) tidak terlalu banyak, tetapi kan sudah ada penumpang yang memiliki visa maupun jadwal terbang," kata Ilonka sembari menambahkan sejauh ini, pihaknya, sudah berhasil menyiasati hingga rampung hal tersebut.
Lebih lanjut, Ilonka mengatakan, Emirates Indonesia memang melayani penumpang yang juga TKI tersebut. "Angka tahun lalu, jumlah sekitar 2.000 orang," katanya.
Kendati demikian, para penumpang TKI hanya satu dari berbagai bidikan Emirates Indonesia. Sampai kini, Emirates Indonesia juga menyasar penumpang warga asing yang tinggal di Indonesia. "Selain tentunya, warga negara Indonesia yang memang memanfaatkan jasa kami," katanya.
Sekarang, dengan 30 karyawan, Emirates Indonesia mengatur 14 layanan penerbangan setiap minggunya. Sementara, tingkat keterisian pesawat, terlebih pada masa-masa liburan dan ibadah umroh mencapai 80 persen. Dengan konfigurasi kursi kelas bisnis dan ekonomi, Emirates Indonesia, terang ilonka, mencatat pertumbuhan hingga 35 persen.
Sementara itu, dalam acara yang dihadiri pula oleh SkyCargo Manager Emirates untuk Indonesia Tristan Indrawan dan Country Manager Emirates untuk Indonesia Mohammed Al Nahari, Emirates meluncurkan layanan penerbangan terbaru ke Geneva, Kopenhagen, dan St.Petersburg. Berturut-turut, Emirates memulai pelayanan itu mulai 1 Juni, 1 Agustus, dan 1 November tahun ini.
Realisasi seluruh destinasi tersebut akan membuat Emirates terbang ke 28 tujuan di Eropa serta 115 destinasi di seluruh dunia. "Kopenhagen adalah destinasi pertama kami ke kawasan Skandinavia," imbuh Mohammed Al Nahari.