BATAM, KOMPAS -
”Hari-hari ini saja, jumlah TKI tak berdokumen yang datang ke KJRI untuk mengurus SPLP (surat perjalanan laksana paspor) untuk pulang ke Tanah Air terus bertambah,” katanya.
Dengan demikian, arus mudik TKI lewat Batam diperkirakan meningkat tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Prediksi ini menyusul kebijakan Pemerintah Malaysia per 1 Agustus 2011 berupa program pemutihan bagi pendatang asing tak berdokumen di wilayahnya.
Secara terpisah, Syahbandar Pelabuhan Domestik dan Internasional Sekupang Erwin Syafrizal mengatakan, persiapan angkutan Lebaran baru akan dibahas dalam rapat koordinasi pada Rabu ini. Namun, mengacu pengalaman tahun sebelumnya, persiapan di Batam biasanya lebih banyak difokuskan pada penambahan armada.
Pada angkutan Lebaran 2010, armada kapal jalur Batam tujuan Buton, Pekanbaru, yang biasanya satu kapal ditambah menjadi tiga kapal. Armada jalur Batam tujuan Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yang biasanya dua hari sekali ditambah menjadi dua kali sehari.
Berdasarkan catatan Kompas, sebelum ada program pemutihan pendatang asing tak berdokumen di Malaysia, setiap kali hendak pulang ke Tanah Air, TKI tak berdokumen menempuh jalur tak resmi, yakni menggunakan jasa agen atau tekong. Meskipun ongkosnya jauh lebih mahal dibandingkan dengan ongkos jalur resmi, hal itu dipilih karena dinilai sebagai satu-satunya cara pulang yang aman ke Tanah Air mengingat mereka tak memiliki dokumen.
Rute mudik TKI dari Malaysia biasanya dilakukan dengan cara estafet menggunakan transportasi laut lewat Kota Batam. Setiba di Batam, perjalanan dilanjutkan ke daerah asalnya masing-masing, seperti Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara.
Terkait dengan kenyamanan angkutan mudik Lebaran, Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berkomitmen menindak tegas angkutan umum, terutama bus, yang tidak memenuhi standar kelaikan jalan. Selain melakukan tilang di tempat, bus umum bersangkutan juga tidak diperbolehkan melewati wilayah Banyumas. Kepala Seksi Pengujian Kendaraan dan Perbengkelan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Banyumas Budi Siswanto mengatakan, pemeriksaan kelaikan kendaraan mulai dilakukan sejak pekan lalu. Fokus pemeriksaan meliputi kelengkapan surat-surat, cek fisik, mesin, dan emisi gas buang. Fisik kendaraan yang diperhatikan adalah kaca depan, rem, setir, dan ban bus.
Sementara itu, sejumlah baut yang kendur ditemukan pada perlintasan kereta api di wilayah Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Temuan itu diperoleh dari pengecekan petugas Polres Brebes bersama petugas PT Kereta Api Daerah Operasi III Cirebon, kemarin.