Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Tibet Tak Pudar

Kompas.com - 09/08/2011, 02:19 WIB

Dharamsala, Senin - Kalon tripa atau perdana menteri pemerintahan Tibet di pengasingan, Lobsang Sangay, mengaku tak akan mengejar kemerdekaan Tibet. Alih-alih, ia akan meneruskan kebijakan ”jalan tengah” yang selama ini diperjuangkan Dalai Lama.

”Kami akan meneruskan kebijakan jalan tengah. Kami juga bersedia berunding dengan Pemerintah China, kapan pun dan di mana pun,” ungkap Sangay seusai diambil sumpahnya sebagai kalon tripa baru, Senin (8/8).

Kebijakan jalan tengah adalah Tibet tak lagi menuntut kemerdekaan dari China, tetapi meminta status otonomi khusus yang sesungguhnya di wilayah Tibet dalam kerangka negara China.

Sangay, lulusan Universitas Harvard yang menang dalam pemilu April lalu, dilantik dalam upacara tradisi Tibet di Biara Tsuglakhang, Dharamsala, India utara, tepat sembilan detik setelah pukul 09.09 waktu setempat.

Dalai Lama, yang melepas kepemimpinan politiknya bulan Maret, turut hadir mengantarkan Sangay ke biara utama Buddha Tibetan di Dharamsala tersebut. Seusai pengucapan sumpah, Dalai Lama memeluk dan memberkati pemimpin politik baru warga Tibet di pengasingan tersebut.

Dalam sambutan pelantikannya, Kalon Tripa berusia 43 tahun itu menegaskan, gerakan kebebasan Tibet akan terus berlanjut meski Dalai Lama telah surut dari panggung politik atau bahkan meninggal dunia kelak.

Menurut dia, pemilu bulan April mengirimkan pesan yang jelas kepada para pemimpin garis keras China bahwa kepemimpinan Tibet tidak akan pudar meski Dalai Lama telah surut.

Tidak melawan China

Sangay berjanji akan terus memimpin gerakan rakyat Tibet ”sampai kebebasan dikembalikan ke Tibet”. Ia juga menekankan, perjuangan rakyat Tibet tidak ditujukan untuk melawan rakyat atau negara China.

”Perjuangan kami adalah melawan berbagai kebijakan garis keras rezim China di Tibet, melawan mereka yang menolak kebebasan, keadilan, martabat, dan identitas sejati rakyat Tibet. Tidak ada ’sosialisme’ di Tibet. Yang ada ’kolonialisme’. Kekuasaan China di Tibet nyata-nyata tidak adil dan tak bisa dipertahankan,” kata Sangay, Kalon Tripa pertama Tibet yang tidak berasal dari lingkungan pemuka agama.

Sebelumnya sempat muncul kekhawatiran, terpilihnya Sangay, yang pernah menjadi anggota Kongres Pemuda Tibet (TYC), akan mengubah strategi perjuangan Tibet menjadi lebih radikal. TYC selama ini dikenal memperjuangkan kemerdekaan penuh Tibet.

Sangay mewakili sebagian besar generasi penerus Tibet saat ini, yakni menjadi orang Tibet yang belum pernah melihat negeri Tibet. Ia lahir dan besar di Darjeeling, India timur laut, dengan status sebagai pengungsi Tibet.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah pengungsi Tibet sebelum melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Delhi. Lulus dari Delhi, ia melanjutkan kuliah di Harvard Law School, Amerika Serikat, dan meraih gelar master hukum serta menjadi peneliti senior di universitas prestisius itu. (AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com