Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengganti Dalai Lama Dilantik

Kompas.com - 08/08/2011, 13:54 WIB

DHARAMSHALA, KOMPAS.com Lobsang Sangay, sarjana lulusan Harvard berusia 43 tahun, dilantik sebagai kepala Pemerintah Tibet di pengasingan, Senin (8/8/2011). Ia menggantikan Dalai Lama sebagai pemimpin politik gerakan itu.

Pelantikan itu memperlihatkan adanya pergeseran bersejarah dalam politik Tibet yang selama ini didominasi tokoh agama. Perdana menteri baru itu, yang belum pernah menginjakkan kaki di Tibet, akan menjalankan tugas-tugas yang dilepaskan Dalai Lama pada bulan Mei. Namun, biarawan berusia 76 tahun itu tetap akan mempertahankan peran yang lebih signifikan sebagai pemimpin spiritual, serta masih berperan dalam membuat membuat kebijakan-kebijakan utama.

Tantangan yang akan dihadapi Sangay tidak kecil. Dalai Lama telah berperan lama dan menjadi ikon, sementara Sangay hanya sedikit dikenal di luar batas-batas sempit masyarakat pengasingan. Sangay secara terbuka mendukung kebijakan Dalai Lama untuk mencari "otonomi berarti" bagi Tibet di bawah Pemerintah China. Namun usia dan pengalamannya di Kongres Pemuda Tibet pro-kemerdekaan telah memicu spekulasi bahwa ia mungkin akan menjalankan agenda yang lebih radikal.

Upacara hari Senin dipimpin oleh Dalai Lama. Upacara itu diselenggarakan di Kuil Tsuglagkhang, pusat spiritual di kota berbukit Dharamshala di India. Di situ pula basis pemerintahan di pengasingan warga Tibet. Setelah upacara sesajian tradisional berupa teh dan beras manis, Sangay melakukan sumpah jabatan tepat pada pukul 09.09 (10.09 WIB). Dalam keyakinan orang Tibet, angka sembilan dikaitkan dengan umur panjang.

Lahir dan dibesarkan di wilayah India timur laut yang ditumbuhi teh di sekitar Darjeeling, Sangay melanjutkan studi di Delhi University sebelum menyelesaikan gelar master di Harvard Law School. Dia tinggal di Amerika Serikat. Profilnya tidak biasa di antara generasi baru aktivis Tibet di pengasingan yang, meski taat pada ajaran Buddha, jika melihat kualifikasi profesional mereka sebagai aset penting bagi kepemimpinan.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AFP di Dharamshala awal tahun ini, Sangay mengakui bahwa Dalai Lama tidak tergantikan. Namun, ia menambahkan bahwa ada keinginan besar di kalangan masyarakat Tibet untuk "melihat generasi muda mengambil alih kepemimpinan".

Sangay terpilih sebagai perdana menteri pada bulan April. Ia dengan mudah mengalahkan dua kandidat lainnya dengan raihan suara 55 persen dari sekitar 49.000 warga Tibet di pengasingan di India dan luar negeri yang memberikan suara mereka.

Inisiatif Dalai Lama untuk mengalihkan kekuasaan telah mencerminkan kekhawatiran tentang bagaimana mempertahankan perjuangan hak-hak rakyat Tibet yang telah ia wakili sejak melarikan diri dari tanah airnya ke India pada 1959. Sosok yang terpilih itu dipandang sebagai solusi, tetapi akan menghadapi banyak kesulitan. Pemerintahan di pengasingan tidak diakui negara-negara asing. China menolak untuk mengakuinya. Legitimasinya di mata warga Tibet di Tibet dapat dipertanyakan tanpa patronase Dalai Lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com