Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Terakhir dan Cuti Menikah

Kompas.com - 07/08/2011, 01:42 WIB

Jatuhnya helikopter jenis Bell 412 di Kawasan Gunung Dua Saudara, Bitung, Sulawesi Utara, Rabu lalu, menyisakan kenangan pilu bagi keluarga korban. Ada yang sempat menjalani puasa bersama keluarga sebelum musibah itu. Ada pula yang berencana cuti untuk persiapan menikah. 

Peti coklat bertutup kain batik dan roncean bunga melati berada di ruang depan sebuah rumah di Jantirejo, Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (5/8). Di dalamnya terbujur jenazah Zainuddin Achmad (34), salah satu dari 10 korban jatuhnya helikopter itu di Bitung, Sulut. Di ruang sebelah sang istri, Dina Susanti (30) duduk berkalungkan kartu karyawan sang suami yang ditemukan di lokasi jatuhnya helikopter.

”Jenazah suami saya utuh. Demikian juga tas yang dibawanya, isinya semua masih ada, baju koko, Al Quran, peci, dan makanan kecil. Hanya arloji dan ponselnya tercecer,” kata Dina.

Dina menghubungi telepon seluler sang suami pada Kamis pukul 03.00 setelah membaca teks berjalan di televisi bahwa ada seorang korban selamat. Namun, panggilannya tak berjawab. Sebelumnya, Rabu malam pukul 20.00, Dina menerima telepon dari kantor sang suami yang mengabarkan helikopter yang ditumpangi Zainuddin bersama sembilan orang lainnya hilang.

Kamis pagi, Dina bersama dua putranya, Muhammad Amar Fawwaz (6) dan Muhammad Izzan (5), ditemani ayah Dina dan seorang teman Dina, Astri, bertolak ke Manado untuk memastikan sendiri kondisi Zainuddin. Ternyata, Zainuddin yang dikenal periang, supel, dan terbuka ini benar-benar merupakan salah satu korban dari jatuhnya helikopter tersebut.

Ibunda Zainuddin, Juariyah (60), mengungkapkan, Zainuddin mampir ke Solo pada akhir pekan lalu setelah empat hari mengikuti sebuah pelatihan di Yogyakarta. Juariyah mengingat anaknya yang akrab disapa Udin ini tidak seceria biasanya. Demikian pula diungkapkan kakak kembar Zainuddin, Zeni Insyiah.

Zainuddin telah empat tahun menjadi karyawan bidang teknologi informasi di perusahaan tambang emas PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Ia harus berada di lokasi tambang di Gosowong, Maluku Utara, selama 28 hari. Setelah itu mendapat libur 14 hari.

Akhir pekan lalu, Zainuddin sempat mengikuti sebuah pelatihan di Yogyakarta. Sebelum kembali ke Gosowong, ia mampir di Tangerang sekalian men- jalani ibadah puasa dua hari bersama keluarga. Rabu (3/8) pagi, ia bertolak ke Manado sebelum terbang dengan helikopter menuju tempat kerja di Gosowong.

”Dua Lebaran lalu, suami saya bertugas di lokasi tambang. Tahun ini, ia dapat libur Lebaran. Rencananya, separuh libur Lebaran nanti kami habiskan di Solo. Kamis sudah pesan dan bayar kamar hotel untuk enam hari. Namun, takdir Tuhan berkata lain,” kata Dina.

Rupanya, puasa dua hari bersama keluarga pada Rabu lalu merupakan puasa terakhir bagi Zainuddin. Libur Lebaran bersama keluarga yang digadang- gadang pun tinggal rencana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com