Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Siapkan Rumah Sakit untuk APEC 2013

Kompas.com - 05/08/2011, 04:21 WIB

Denpasar, Kompas - Sebuah rumah sakit bertaraf internasional akan dibangun untuk melengkapi fasilitas penunjang kegiatan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) Summit pada November 2013 di Bali. Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan anggaran Rp 300 miliar untuk pembangunan rumah sakit itu.

”Pembangunan rumah sakit itu sekarang dalam tahap studi kelayakan,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali Ketut Teneng, Kamis (4/8), di Denpasar. Rumah sakit itu akan dibangun di lahan milik Pemprov Bali seluas 3 hektar di Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar.

Dengan demikian, sudah ada lima proyek pembangunan fasilitas penunjang APEC yang sedang dikerjakan. Selain rumah sakit, proyek lainnya adalah pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai, pembangunan jalan bebas hambatan Nusa Dua-bandara-Denpasar Selatan, pembangunan jalan bawah tanah (underpass) di Simpang Dewa Ruci, dan pembangunan Bali International Park di Jimbaran untuk tempat menginap tamu.

Menurut Teneng, rumah sakit itu tidak dibangun semata untuk kegiatan APEC. Ke depan, rumah sakit itu diharapkan dapat menjadi rumah sakit pariwisata atau tourism hospital. Dengan demikian, Bali menjadi tujuan baru bagi wisatawan asing atau warga Indonesia yang selama ini berobat ke negara tetangga, seperti Singapura atau Malaysia.

Selain itu, di Bali banyak kaum ekspatriat yang selama ini pergi ke luar negeri jika ingin berobat. Dengan kehadiran RS tersebut, diharapkan mereka berobat di Bali dan mengajak warga asing lainnya untuk menjadikan Bali sebagai wilayah tujuan berobat sekaligus berwisata.

Kaji ulang

Menanggapi rencana tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Ketut Suastika menyarankan agar Pemprov Bali mengkaji lebih mendalam soal rencana tersebut. ”Membangun rumah sakit internasional di Bali itu tidak gampang. Persoalan terbesar yang selalu dan bakal dihadapi adalah ketersediaan sumber daya manusia dengan keahlian khusus, bervariasi, serta jumlah yang banyak,” ujarnya.

Oleh karena itu, Suastika menyarankan, rencana pembangunan rumah sakit internasional itu dibatalkan, lalu memfokuskan diri pada pengembangan rumah sakit yang sudah ada, terutama RS Umum Pusat Sanglah. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah rendahnya okupansi rumah sakit di Bali karena kapasitas rumah sakit terlalu besar.

Universitas Udayana pun sedang membangun rumah sakit pendidikan yang fokus terhadap penyakit infeksi dan kedokteran pariwisata yang sesuai kebutuhan wisatawan. Rumah sakit di kawasan Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, tersebut akan selesai pada akhir 2012.

Akan tetapi, Teneng berkilah bahwa dalam membangun rumah sakit internasional itu, Pemprov Bali tidak bekerja sendiri, tetapi melibatkan sejumlah perusahaan swasta sebagai mitra investasi dan pengelolaan. ”Kami masih mencari partner untuk kerja sama melalui tender,” katanya. (DEN)

Persoalan terbesar yang selalu dan bakal dihadapi adalah ketersediaan sumber daya manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com