KOMPAS.com — Seusai kesepakatan AS soal pagu defisit anggaran, China memberikan sambutan positif. Bahkan, Gubernur Bank Sentral China Zhou Xiaochuan meminta AS merealisasikan kebijakannya secara berhati-hati. Warta AP dan AFP pada Rabu (3/8/2011) menunjukkan hal itu. "Kami akan memerhatikan saksama implementasi yang diambil Pemerintah AS," begitu pernyataan laman Bank Rakyat China (PBC).
Ada alasan di balik pernyataan Xiaochuan itu. Pasalnya, China adalah pemegang utang terbesar AS. "Kami harap AS mengambil langkah bertanggung jawab menangani persoalan utang. Sekaligus, AS harus utamakan kepentingan negara-negara lain," imbuhnya.
Kendati demikian, apresiasi tersebut justru berbeda dengan langkah lembaga pemeringkat utang di China. Menurut lembaga Dagong, peringkat utang AS melorot dari A+ menjadi A. Proyeksinya pun negatif.
Dagong menyatakan, keputusan AS untuk meningkatkan pagu utang tidak akan mengubah fakta bahwa pertumbuhan utang AS telah melebihi kemampuan ekonomi dan pendapatan fiskal negara itu. Lantaran alasan itulah, nantinya hal tersebut akan mengurangi kemampuan mereka dalam membayar utangnya. Dagong bulan lalu juga mengumumkan bahwa peringkat utang AS berada dalam pengawasan yang negatif.