Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Suriah Berlanjut

Kompas.com - 02/08/2011, 04:59 WIB

Damaskus, SENIN - Seolah tidak peduli dengan dimulainya hari pertama bulan Ramadhan, militer Suriah terus melanjutkan serangan mematikan mereka atas kota Hama, kota yang dinilai menjadi sumber gerakan perlawanan antipemerintah di negeri itu.

Serangan tersebut adalah yang kedua setelah hari Minggu sebelumnya militer Suriah menghujani kota Hama dan beberapa kota lain dengan tembakan senapan mesin dan peluru artileri tank. Dilaporkan lebih dari 70 warga sipil tewas.

Insiden berdarah itu memicu kemarahan dunia internasional. Reaksi keras dilontarkan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara anggota Uni Eropa. Mereka mengancam menjatuhkan sanksi atas Suriah.

”Warga kota tetap berkomitmen melawan dengan cara damai. Rakyat siap mempertahankan diri walau hanya bersenjatakan batu. Rakyat tidak akan menyerah sekarang. Kami tidak akan membiarkan peristiwa 1982 kembali terjadi,” ujar Omar Hamawi, salah seorang aktivis, saat dihubungi di kota Hama.

Masyarakat kota memasang sejumlah barikade di jalan-jalan utama demi memperlambat gerakan kendaraan tempur militer. Barikade penghalang juga dipasang penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan sekitar kota Hama untuk menghalangi arus pasokan logistik bagi militer.

”Rakyat mendirikan sejumlah pos pemeriksaan, sementara para aktivis kami memblokade seluruh jalan raya yang menghubungkan antara kota Aleppo di sebelah utara dengan ibu kota Suriah, Damaskus,” ujar Hamawi.

Insiden berdarah serupa pernah terjadi tahun 1982, juga di kota Hama. Presiden saat itu, Havez al-Assad, ayah pemimpin Suriah sekarang, Bashar al-Assad, menjadikan kota Hama sebagai ”contoh” bagaimana nasib mereka yang melawan pemerintah. Sedikitnya 20.000 warga sipil tewas oleh militer saat itu atas perintah Havez.

Reaksi dunia internasional

Aksi serangan membabi buta militer dan pemerintahan Suriah memicu kemarahan sejumlah negara. Presiden AS Barrack Obama, Minggu, menyebut peristiwa berdarah itu sebagai kejadian yang sangat ”mengerikan” sekaligus ”menggemparkan”. Mengerikan lantaran kebrutalan dan kekerasan Pemerintah Suriah dilakukan justru terhadap rakyatnya sendiri.

Tak cuma itu, Obama juga menyebut itu menunjukkan wajah dan karakter sesungguhnya rezim yang tengah berkuasa di Suriah.

Presiden Obama juga menyebut Presiden Bashar al-Assad sebagai pemimpin yang ”sama sekali tak berkemampuan dan berkeinginan” merespons kesedihan dan penderitaan rakyatnya.

Walau ikut mengecam, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyebut aksi militer terhadap rezim pemerintahan Suriah oleh dunia internasional bukanlah solusi tepat.

Hague menyebut, idealnya sanksi tidak cuma datang dan dilancarkan negara Barat, melainkan juga oleh negara Arab, terutama dari negara yang kuat di kawasan seperti Turki.

Juru bicara Menlu Perancis, Christine Fages, menyatakan, negerinya bersama sejumlah negara anggota Uni Eropa tengah mempersiapkan sanksi tambahan baru atas Suriah. (AP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com