Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parlemen Baru Thailand Diresmikan

Kompas.com - 01/08/2011, 10:04 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com -  Parlemen baru Kerajaan Thailand diresmikan Putera Mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn di Bangkok, Senin pagi (1/8). Kantor berita Prancis AFP dan The Straits Times Singapura menerangkan, parlemen tersebut dikuasai kubu pro-Thaksin Sinawatra, mantan Perdana Menteri yang tersingkir. Kerajaan Thailand mengalami kekacauan politik dalam lima tahun terakhir setelah Thaksin dijatuhkan.

Pangeran Maha Vajiralongkorn meresmikan parlemen baru beranggotakan 500 orang sekaligus menandai masa persidangan. Dalam sepekan ini, parlemen diperkirakan memilih Perdana Menteri perempuan pertama Yingluck Shinawatra dari Partai Puea Thai yang memenangi Pemilu tanggal 3 Juli silam. Puea Thai menang mutlak atas saingan utama Partai Demokrat Thailand yang dipimpin PM Abhisit Vejajiva.

Yingluck meraih kekuasaan setelah kakak kandungnya Thaksin Shinawatra dikudeta militer. Thaksin kini bermukim di luar Thailand untuk menghindari pidana penjara atas putusan kasus korupsi. Pengamat politik Thailand asal ISEAS Singapura, Pavin Chachavalpongpun mengatakan, Yingluck yang memiliki karisma seperti Thaksin dinilai akan menjadi PM yang mampu bekerja dan mengambil keputusan strategis. Namun, dia mengingatkan serangkaian persoalan besar sudah menunggu Yingluck yang masih belum berpengalaman di dunia politik.

"Masa bulan madu kemenangan Yingluck akan sangat singkat. Banyak masalah besar di dalam negeri sudah menanti untuk diselesaikan," ujar Chachavalpongpun. Perpolitikan Thailand terpecah dalam dua kubu setelah kudeta menimpa Thaksin Shinawatra di tahun 2006. Sekutu Thaksin disingkirkan dari dunia politik dan aksi massa pro serta anti-Thaksin melumpuhkan Thailand. Unjuk rasa mengalami klimaks ketika kubu "Kaus Merah" pendukung Thaksin menduduki Bangkok bulan April dan Mei 2011 yang dihadapi serbuan militer. Jatuh 90 korban tewas ketika itu. Ada pun Thaksin dijadikan terdakwa atas tuduhan terorisme akibat dua aksi pendudukan Bangkok tersebut.

Yingluck Shinawatra diperkirakan menerima banyak tekanan dari kubu "Kaus Merah" pendukung Thaksin. Kaus Merah akan menuntut posisi kunci dalam pemerintahan Thailand yang baru. Pemerintahan baru juga harus mengakomodasi kubu oposisi yang menguasai Kota Bangkok yang telah mendongkel Thaksin dari kekuasaan. Persoalan ekonomi seperti kenaikan Upah Minimum yang dijanjikan Yingluck telah dinantikan warga kecil di Thailand. Bank sentral Bank of Thailand mengingatkan, kenaikan upah buruh dikhawatirkan memicu inflasi.

Pekan silam, Komisi Pemilihan Umum Thailand mengesahkan hasil Pemilu dengan total 496 anggota parlemen telah melampaui 95 persen jumlah yang diperlukan untuk membentuk parlemen baru. Yingluck membentuk koalisi enam partai yang menguasai 60 persen kursi di Majelis Rendah Parlemen Thailand. Tugas pertama parlemen adalah memilih Ketua Parlemen. (AFP/TheStraitsTimes/Iwan Santosa) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com