Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantaran Younes, Inggris Jadi Bulan-bulanan

Kompas.com - 30/07/2011, 19:02 WIB

KOMPAS.com — Kenyataannya, Jenderal Abdel Fattah Younes tewas. Padahal, Inggris pada Rabu (27/7/2011) mengakui kalau Dewan Transisi Nasional Libya sebagai otoritas pemerintahan tunggal. Younes memang berstatus panglima perang dewan yang berbasis di Benghazi ini.

Gara-gara itu, juru bicara Pemerintah Libya, Moussa Ibrahim, mengatakan, kalau pemimpin Libya Moammar Khadafy mengejek Inggris. "Inggris tidak mampu melindungi pemimpin militer dewan transisi itu," begitu kata Ibrahim.

Usai mengakui dewan, Inggris memang mengusir para diplomat Libya yang dianggap sebagai bagian dari rezim Khadafy. Sikap Inggris ini mengikuti langkah Amerika Serikat dan Perancis yang sejak awal mengakui keberadaan kelompok perlawanan Libya ini.

Bagaimanapun, kematian Jenderal Younes masih menyisakan tanda tanya besar siapa pembunuhnya, setelah dia dan dua ajudannya ditembak pada pekan ini. Pihak Khadafy ngotot kalau pelaku adalah kelompok Al Qaeda. Sementara informasi lain mengatakan, pembunuh Younes adalah pihak Khadafy atas usulan dari "orang dalam" dewan tersebut. Tudingan mengarah kepada Brigade Obaida Ibn Jarrah.

Kemarin, ratusan orang mengarak peti berisi mayat Younes di pusat kota Benghazi sebelum akhirnya dimakamkan.Younes, menurut warta AP dan AFP, membelot ke kelompok perlawanan pada Februari tahun ini setelah menjadi bagian pemerintahan sejak kudeta 1969 menjadikan Khadafy sebagai penguasa Libya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com