Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

James Murdoch Tetap Bos BSkyB

Kompas.com - 30/07/2011, 02:39 WIB

London, Jumat - Raksasa televisi berbayar Inggris, British Sky Broadcasting, Jumat (29/7), mengatakan, James Murdoch akan tetap memimpin perusahaan. Meskipun pertengkaran terkait peretasan telepon oleh tabloid News of the World masih riuh di lingkup pemegang saham utamanya, News Corporation, stasiun televisi itu mengungkapkan, ada lonjakan keuntungan sebesar sekitar 23 persen.

BSkyB juga mengumumkan pembelian kembali saham 1,2 miliar dollar AS. Selain itu, perusahaan juga menaikkan dividen pemegang sahamnya untuk meredam gejolak pasca-skandal yang memaksa pemilik News Corp, Rupert Murdoch, membatalkan upaya pengambilalihan BSkyB.

Krisis itu telah memicu seruan bagi anak taipan media itu, James Murdoch, untuk mengundurkan diri dari komisaris BSkyB. Namun, seperti dirilis AFP, dewan BSkyB justru mendukung James penuh pada rapat Kamis malam.

”Menyusul penarikan penawaran dari News Corporation, dewan akan kembali ke proses-proses normal. James Murdoch tetap duduk di kursi komisaris,” kata BSkyB dalam pernyataan akhir tahunan, Jumat.

Keuntungan operasi melonjak hingga 1,073 miliar pound (Rp 14 triliun) dalam 12 bulan hingga Juni dibandingkan 873 juta pound (Rp 12 triliun) dalam tahun sebelumnya. Hal itu sejalan dengan perkiraan pasar. BSkyB, yang menyiarkan sepak bola Liga Primer Inggris dan film besar, menambahkan, pihaknya kini punya 10,3 juta pelanggan rumah tangga, bagian yang membayar iuran bulanan untuk mengakses internet dan layanan telepon.

”Tahun ini merupakan tahun keberhasilan operasional dan keuangan yang menonjol bagi Sky,” kata James Murdoch. ”Ini merupakan penghargaan bagi tim manajemen kelas satu Sky hingga perusahaan terus menghasilkan sepanjang periode penawaran yang berakhir awal bulan ini.”

James menambahkan, ”Kami senang bisa mengumumkan, baik itu kenaikan 20 persen dalam dividen biasa maupun keinginan kami untuk mengembalikan 750 juta pound (Rp 10 triliun), kepada para pemegang saham melalui program pembelian-kembali saham.” Perusahaan itu menaikkan dividen pemegang sahamnya dengan seperlima menjadi 23,28 pound (Rp 325.000) per saham.

Skandal pecah awal bulan ini ketika terungkap bahwa tabloid News of the World telah meretas pesan-pesan telepon seluler seorang gadis cilik korban pembunuhan, Milly Dowler (13). Skandal ini mengguncang strata sosial masyarakat Inggris sehingga akhirnya tabloid tertua di Inggris itu tutup. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com