Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Breivik Anggota Knights Templar?

Kompas.com - 29/07/2011, 16:04 WIB

ANDERS Breivik, terdakwa pelaku pengeboman dan penembakan yang menewaskan 76 orang di Norwegia, Jumat lalu, konon selalu ingin jadi kesatria sempurna. Keinginan itu tertera dalam buku harian yang ditulisnya pada musim dingin lalu.

Belum dapat dikonfirmasi apakah buku harian tersebut, berjudul 2083: Sebuah Deklarasi Kemerdekaan Eropa, memang ditulis Breivik yang berusia 32 tahun itu. Menurut buku harian tersebut, sebagaimana dilansir CNN, Breivik adalah seorang prajurit yang berupaya menyelamatkan Eropa dari penjajahan Islam. Breivik rupanya ingin dunia tahu bahwa dia adalah anggota sebuah ordo (kelompok tatanan) baru Knights Templar, sebuah ordo dari abad pertengahan dalam sejarah gereja yang bertugas melindungi para peziarah Kristen dari kaum Muslim di tanah suci pada abad 12 hingga 14.

Breivik menulis, dalam bukuan harian itu, ordo baru itu dikhususkan untuk melawan masuknya Muslim dan warga non-Eropa ke Barat. Sampul manifesto tersebut dan medali yang ia buat untuk seragam militer palsunya memiliki lambang Templar, sebuah salib berwarna merah darah dengan latar belakang putih.

Scotland Yard dan ahli ekstremisme sayap kanan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya kelompok modern seperti itu yang bernama Knigths Templar. Namun, mereka tidak punya bukti tentang hal tersebut, selain yang disampaikan Breivik.

Lalu siapa atau apakah Knights Templar? Paul Crawford, sejarawan dari California University yang telah mengabdikan kariernya untuk mempelajari Knights Templar yang sesungguhnya, mengatakan, Knights Templar bukanlah para dewa atau pahlawan. "Knights Templar itu manusia. Kadang-kadang mereka heroik dan berbudi luhur, tapi kadang-kadang mereka tidak heroik dan kotor. Begitulah adanya, itu manusiawi," katanya kepada CNN.

Namun, dia mengatakan, anggota Knights Templar yang sejati bukanlah pembenci. "Kebanyakan orang bergabung dengan Templar sebagai tindakan cinta. Itu yang menurut pikiran modern sangat aneh. Kita tidak percaya orang-orang pergi berperang karena cinta. (Namun) mereka mengikuti perintah Yesus dalam Perjanjian Baru. Dia (Yesus) mengatakan, 'Tidak ada orang yang punya cinta lebih besar dari mereka yang menyerahkan nyawanya untuk para sahabatnya'."

Knigths Templar terbentuk pada abad ke-12. Kelompok itu adalah sebuah ordo religius para kesatria yang bertujuan melindungi orang Kristen dari kaum Muslim di Israel, Suriah, Jordania, dan Lebanon selama Perang Salib dan mencegah penyebaran Islam. Bermula dari cita-cita itu, Knights Templar berkembang menjadi sebuah ordo kaya dan sangat berpengaruh di dunia pada abad pertengahan. Namun, kemudian lenyap setelah berusia 200 tahun.

Mereka bubar tahun 1307 setelah Raja Philip IV dari Perancis membombardir ordo itu dengan tuduhan, antara lain bahwa para anggota Knights Templar melecehkan salib dan terlibat sodomi, tuduhan yang sangat kotor sehingga Paus Clement V merasa terdorong untuk melarang ordo tersebut.

Sampai pada munculnya nama ordo itu dalam manifesto Breivik pekan lalu, Knights Templar sesungguhnya hanya ada dalam literatur para sarjana seperti Crawford dan sejarawan Inggris Malcolm Barber. Namun, mitos tentang Knights Templar merupakan sesuatu yang lain lagi. Mitos-mitos tentang Knights Templar telah ditenun menjadi film, buku, dan serial TV seperti dalam film Indiana Jones, The Da Vinci Code, dan The Last Templar. Dalam kesadaran populer berdasarkan fiksi dan film, kelompok itu adalah sebuah masyarakat rahasia yang memegang holy grail, atau sebagai sebuah kelompok misterius dengan pengetahuan rahasia tentang Yesus.

Dari mana bermulanya semua mitos-mitos itu? Crawford mengatakan, ada sejumlah jejak dalam sejarah. Misalnya, basis awal Knights Templar di Jerusalem terletak di situs Kuil Salomo. Ruang itu merupakan tempat suci bagi ketiga agama besar (Yahudi, Kristen, Islam) dan Raja Salomo punya tempat sendiri dalam imajinasi populer.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com