Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobosan Program Atasi Hambatan

Kompas.com - 29/07/2011, 03:21 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Perumahan Rakyat diminta tidak sekadar mengeluhkan sulitnya pelaksanaan program pembangunan rumah murah. Perlu sejumlah terobosan untuk mengantisipasi tersendatnya program perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah itu.

Hal itu ditegaskan pengamat properti Panangian Simanungkalit, di Jakarta, Kamis (28/7), menyikapi kendala pembangunan rumah murah. Program itu merupakan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang program penanggulangan kemiskinan kluster keempat.

”Pemerintah jangan hanya membuat pernyataan mengeluh, tetapi tidak melakukan tindakan apa pun. Masih ada waktu tiga tahun untuk melaksanakan gagasan Presiden itu,” ujar Panangian, yang juga Sekretaris Departemen Perumahan Rakyat Partai Demokrat.

Sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa mengkhawatirkan program rumah murah tak tercapai. Target pemerintah untuk membangun rumah murah sebanyak 50.000 unit pada tahun 2011 kemungkinan hanya bisa tercapai 8.600 unit (Kompas 27/7).

Pasokan rumah bertipe 36 dengan harga Rp 25 juta bagi rakyat berpenghasilan di bawah Rp 2,5 juta per bulan terganjal sejumlah masalah, dari penyediaan lahan oleh pemerintah daerah, belum ada pengaturan tata ruang wilayah, hingga pembiayaan.

Panangian mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa beralasan bahwa pasokan rumah murah terganjal ketiadaan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah sebab selama ini pemda terbukti mengalokasikan sejumlah izin proyek.

”Kalau pemda bisa mengalokasikan lahan untuk perumahan swasta, mengapa tidak bisa menyiapkan alokasi lahan untuk rumah murah,” ujarnya. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com