Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Digempur, 100.000 Warga Kabur

Kompas.com - 28/07/2011, 07:38 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com - Lebih dari 100.000 orang meninggalkan rumah mereka di sebuah distrik Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan setelah militer meluncurkan ofensif terhadap gerilyawan, kata sejumlah pejabat, Rabu (28/7/2011).

Ribuan keluarga mengungsi dari distrik Kurram setelah operasi itu dimulai awal bulan ini di kawasan tempat militan Pakistan dan kelompok Taliban yang aktif di Afghanistan memiliki pangkalan dan kamp pelatihan.

"Kami sejauh ini mencatat sedikitnya 9.944 keluarga -- lebih dari 100.000 orang," kata pejabat tinggi pemerintah yang mengawasi bantuan bagi pengungsi, Sahibzada Anis.

Ia menyatakan, sekitar 1.800 keluarga tinggal di kamp-kamp sementara, namun banyak keluarga telah pindah ke rumah kerabat mereka atau tempat-tempat sewaan.

"Kamp-kamp ini dibangun di sekolah dan perguruan tinggi, yang tutup untuk liburan musim panas," katanya. "Pemerintah mungkin memperpanjang liburan itu jika operasi bantuan diperpanjang di Kurram."

Ketika meluncurkan ofensif itu, militer berjanji membersihkan Kurram dari seluruh militan, termasuk mereka yang mendalangi serangan-serangan bunuh diri dan penculikan serta pembunuhan warga setempat.

Tujuh wilayah suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan dilanda kekerasan dan juga menjadi pangkalan Taliban Afghanistan dan gerilyawan Al-Qaida.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, tempat militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam serangan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com