Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Kecam Media Terkait Tragedi Norwegia

Kompas.com - 27/07/2011, 08:49 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kebebasan beragama, Heiner Bielefeldt, melontarkan kritik pedas terhadap laporan-laporan awal media terkait pembunuhan massal di Norwegia pekan lalu yang langsung menghubungkan tragedi itu dengan terorisme Islam.

Heiner Bielefeldt, yang merupakan Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Beragama dan Kepercayaan, menunjuk laporan-laporan semacam itu sebagai contoh memalukan dan terungkap jelas mengandung prasangka-prasangka. "Cara para komentator publik yang secara langsung menghubung-hubungkan pembunuhan massal di Norwegia pada Jumat (22/7) lalu dengan terorisme Islam merupakan contoh yang terungkap dan benar-benar memalukan menyangkut dampak kuat dari adanya prasangka," kata Bielefeldt seperti dikutip Pusat Media PBB, di New York, Amerika Serikat, Selasa.

"Sikap menghormati para korban dan keluarga korban seharusnya didahulukan daripada mengambil kesimpulan-kesimpulan yang murni berdasarkan spekulasi," kata Bielefeldt.

Setidaknya 75 orang tewas dalam dua serangan di Norwegia, yaitu ledakan di pusat ibu kota negara, Oslo, serta penembakan massal di kamping pemuda di Pulau Utoya, sebuah pulau dekat Oslo.

Seperti yang disebutkan Pusat Media PBB, terkait serangan hari Jumat itu, banyak laporan awal media yang langsung memusatkan topik pada kontribusi pasukan Norwegia dalam perang di Irak dan Afganistan serta hubungannya dengan serangan hari Jumat di Norwegia.

Pada kenyataannya, tersangka serangan pembunuhan massal itu ternyata seorang pemuda non-Muslim yang kemudian disebut-sebut media sebagai ekstremis politik berkewarganegaraan Norwegia.

Akhir pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB secara berturut-turut mengeluarkan kecaman terhadap aksi serangan membabibuta di Norwegia hingga menewaskan puluhan orang. Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara itu menegaskan tekad mereka untuk memerangi terorisme dalam bentuk dan didasarkan atas motif apa pun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com