Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Guncang Ibu Kota Norwegia, 2 Tewas

Kompas.com - 22/07/2011, 22:58 WIB

OSLO, KOMPAS.com — Bom berkekuatan besar mengguncang pusat kota Oslo, ibu kota Norwegia, Jumat (22/7/2011), pukul 16.30 waktu setempat (20.30 WIB). Sejauh ini, dua orang dilaporkan tewas dalam ledakan bom, yang diduga ditujukan kepada Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg itu.

Bom meledak di dalam kompleks gedung utama pemerintah di Oslo. Asap tebal membubung dari kompleks perkantoran tersebut, sementara pecahan kaca dan puing-puing berserakan di jalanan. CNN melaporkan, warga di pusat kota Oslo langsung dievakuasi menyusul ledakan tersebut.

Wartawan Reuters melaporkan melihat delapan orang terluka di jalan. Satu orang dalam kondisi tertutup selimut, dan terlihat sudah tewas. Radio NRK Norwegia melaporkan, sedikitnya dua orang tewas dalam ledakan tersebut. Sementara itu, kantor berita NTB menyebut Perdana Menteri Stoltenberg selamat karena sedang tidak berada di kantornya di gedung itu.

Bom tersebut menghancurkan hampir semua kaca jendela gedung berlantai 17 itu, dan turut merusak gedung Kementerian Minyak di sebelahnya, yang langsung terbakar.

Hingga berita ini diturunkan belum ada satu pihak pun yang mengklaim bertanggung jawab terhadap ledakan tersebut. Meski demikian, Norwegia sudah beberapa kali mendapat ancaman terkait keterlibatannya sebagai anggota NATO dalam perang di Afganistan dan konflik di Libya.

John Drake, konsultan keamanan di lembaga konsultan AKE, London, mengatakan, serangan ini mirip dengan serangan teroris di Stockholm, Swedia, Desember lalu. "Serangan (di Stockholm) itu kemudian diklaim sebagai pembalasan atas keterlibatan Swedia di (Perang) Afganistan," tutur Drake.

David Lea, pengamat Eropa Barat di Control Risk, mengatakan, masih terlalu dini untuk menyebut siapa yang berada di balik aksi pengeboman ini. "Yang jelas tidak ada organisasi teroris di Norwegia, meski banyak penahanan orang terkait Al Qaeda. (Norwegia) terlibat di Afganistan dan Libya, tetapi terlalu dini untuk menarik kesimpulan apa pun," kata dia. (Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com