Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Militer Tak Mempan

Kompas.com - 22/07/2011, 02:23 WIB

Sesungguhnya solusi lewat politik untuk Libya lebih diminati ketimbang solusi militer. Serangan udara oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang berlangsung sejak 19 Maret tak mampu memaksa Moammar Khadafy mundur.

Biaya operasi militer NATO di Libya dirasakan membebani. Perancis merogoh saku 160 juta euro (228,5 juta dollar AS) untuk operasi militer di Libya. AS menghabiskan 550 juta dollar AS dalam beberapa hari saja operasi militer di Libya sebelum diambil alih NATO pertengahan April lalu.

Maka, solusi politik oleh berbagai pihak (Uni Afrika, sejumlah negara Barat, dan pihak internal Libya sendiri) dilakukan intensif sejak Juni lalu. Berbagai pola solusi dijajaki untuk mencari jalan tengah yang bisa diterima kedua pihak, yakni rezim Khadafy yang bermarkas di Tripoli dan Dewan Nasional Transisi (TNC) di Benghazi. Rezim Khadafy dan beberapa negara Barat mencoba berkomunikasi langsung untuk mencapai kompromi.

Pertemuan terakhir digelar secara rahasia antara kepala kantor Khadafy, Bashir Saleh, dan Deputi Menlu AS Urusan Timur Tengah Jeffrey Feltman di Djerbah, Tunisia, Sabtu (16/7).

Tersandung sikap Khadafy

Seorang pejabat Libya, seperti dikutip harian Asharq al Awsat, mengungkapkan, Feltman menawarkan kompromi tentang masa depan Khadafy yang harus mundur dengan imbalan AS menjamin memberi tempat aman bagi Khadafy sekeluarga di dalam dan di luar Libya. Dia ditawari bebas dari ancaman Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Khadafy dan putranya, Seif al-Islam, serta kepala intelijen Libya Abdullah Sanusi akhir Juni lalu.

Perancis juga menawarkan Khadafy izin menetap di Libya dengan imbalan harus mundur dari jabatan.

Itu tentu sebuah kesempatan emas bagi Khadafy jika tidak ingin menghadapi nasib lebih buruk. Akan tetapi, disayangkan belum ada tanda-tanda Khadafy bersedia menerima tawaran itu. Menlu Libya Abdelati Obeidi ketika bertemu Menlu Rusia Sergei Lavrov menolak membahas agenda kemungkinan Khadafy mundur.

Khadafy akhir-akhir ini malah rajin memobilisasi pendukung di sejumlah kota yang masih dikuasainya untuk menyatakan penolakan mundur dan siap bertempur sampai titik darah penghabisan.

Solusi Libya pun tersandung oleh sikap Khadafy yang tetap bertahan. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com