Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murdoch ke Parlemen

Kompas.com - 20/07/2011, 07:05 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Raja media Rupert Murdoch; anaknya, James; dan Rebekah Brooks, mantan editor tabloid News of the World, tampil di Parlemen Inggris, Selasa (19/7). Mereka dicecar berbagai pertanyaan terkait dengan skandal peretasan telepon yang telah menghebohkan publik Inggris.

Kasus ini mengemuka karena kerajaan bisnis media Murdoch dianggap melakukan tindakan ilegal untuk mendapatkan berita- berita, antara lain, dengan menyadap telepon narasumber.

Selain mengguncang Pemerintah Inggris, skandal itu juga mengancam kontinuitas bisnis media Murdoch. Tiga tokoh kunci imperium media News Corporation itu harus menjawab semua pertanyaan dari komite parlemen tentang skandal itu.

Pertanyaan kunci yang diajukan parlemen adalah siapa yang meminta mereka ”melakukan tindakan” yang menyeret News of the World ke skandal memalukan itu. Tabloid berusia 168 tahun dan bertiras 2,6 juta eksemplar per minggu itu sudah ditutup.

Mereka ditanya, apakah mereka mengetahui dan menghalalkan peretasan telepon dan menyogok polisi untuk mendapat informasi eksklusif.

Perdana Menteri Inggris David Cameron menyerukan sesi khusus di parlemen pada hari Rabu ini untuk membahas skandal itu. Cameron mempersingkat lawatan di Afrika Selatan.

Belum ada laporan rinci seperti apa jawaban ketiga petinggi News Corp. Semula Murdoch menolak tampil di komite media Parlemen Inggris. Setelah dipanggil resmi, dia melunak. Murdoch dan James adalah warga Amerika Serikat, sedangkan Brooks warga Inggris. Ketiganya diduga akan menghindari pertanyaan memojokkan.

Pada hari Selasa, laman News International diretas oleh kelompok hacker Lulz Security. Mereka menggantikan versi online harian The Sun dengan cerita palsu tentang meninggalnya Murdoch. Dituliskan, taipan media itu ditemukan tewas di kebunnya setelah menelan paladium.

Efek skandal

Dalam sepekan ini, efek skandal melebar. Manajer Hukum News International Tom Crone mundur pada 13 Juli. Rebekah Brooks, mantan Direktur Eksekutif News International dan editor News of the World, serta Les Hinton, petinggi Dow Jones and Co, penerbit Wall Street Journal, juga telah mundur.

Dua petinggi polisi juga mundur karena merasa dipermalukan setelah dikaitkan dengan skandal tersebut. Mereka adalah Paul Stephenson, Kepala Kepolisian Metropolitan London atau lazim dikenal Scotland Yard, dan Yohn Yates, asisten Stephenson. Mereka juga dipanggil ke parlemen.

Sean Hoare, mantan wartawan News of the World yang pertama kali mengungkap peretasan telepon, justru ditemukan tewas di rumahnya di Langley Road, Watford, Senin. Hoare pernah bekerja di The Sun. Polisi sedang menyelidiki penyebab kematian Hoare. ”Kematiannya tidak dapat dijelaskan saat ini, tetapi tidak dianggap mencurigakan. Polisi tengah menyelidiki kasus ini,” demikian pernyataan polisi.

Hoare adalah orang pertama yang menduga bahwa bekas bosnya, Andy Coulson, mengetahui skandal peretasan telepon oleh stafnya. Hoare kepada New York Times mengatakan, Coulson tidak hanya tahu soal skandal, tetapi juga aktif mendorong stafnya menyadap pembicaraan selebriti untuk mengejar berita eksklusif. Coulson kemudian direkrut menjadi pejabat komunikasi pemerintahan Cameron. Terkait dengan hal ini pula, Cameron kini ditekan oleh publik Inggris. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com