Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selamatkan Bayi Saya"

Kompas.com - 16/07/2011, 04:13 WIB

Bayi Somalia berusia satu tahun, Habibo, dalam keadaan sekarat akibat kelaparan. Upaya penyelamatan medis secara personal dilakukan untuk menyelamatkan nyawa, tetapi bayi itu hanya terdiam.

Sang ibu mencoba memberi makan, tetapi tangan si bayi yang sudah tak berdaya mencoba menolak cangkir kecil yang berada di depan bibirnya. ”Saya berdoa kepada Tuhan, selamatkan bayi saya,” kata sang ibu, Marwo Maalin.

Kelaparan di Afrika Timur saat ini mengancam anak balita Somalia. Ratusan dari mereka kini menghadapi ancaman kematian dalam perjalanan menuju tempat pengungsian terbesar di kamp Dadaab di Kenya. Kamp tersebut hanya bisa menampung 90.000 orang pengungsi, kini dijejali sekitar 380.000 orang.

Unicef, Kamis (14/7), mengumumkan telah terjadi kelaparan dan krisis pengungsi di Somalia. Palang merah internasional mengingatkan, satu dari sepuluh anak balita Somalia mengalami kekurangan gizi akut.

Peperangan yang tak kunjung berakhir dan ancaman kelaparan menjadi persoalan ganda yang berpotensi besar merenggut nyawa rakyat Somalia. Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) melaporkan, sebanyak 54.000 warga Somalia pada Juni terpaksa mengungsi dari kampung halaman akibat ancaman kelaparan itu.

”Kelaparan di wilayah selatan dan tengah Somalia bisa menimbulkan tragedi kemanusiaan,” ungkap juru bicara UNHCR, Melissa Fleming, kepada kantor berita Agence France Presse dari Mogadishu, ibu kota Somalia.

Meninggal di pengungsian

Menurut dia, pada Juni saja terdapat 54.000 warga Somalia yang mengungsi dan melintasi perbatasan dua negara. Jumlah itu, kata Fleming, tiga kali lipat lebih besar dibandingkan jumlah yang hengkang pada Mei. Ia mengungkapkan, banyak anak-anak Somalia yang mengungsi ke Etiopia di samping Kenya.

Dikatakan pula, problem kekurangan makanan sangat akut dan menyebabkan anak berusia di bawah 5 tahun paling rawan akibat kelaparan dan kelelahan karena terpaksa mengungsi.

Menurut laporan UNHCR, banyak dari anak kecil itu sudah dalam keadaan sekarat ketika tiba di pusat penampungan meskipun telah mendapat bantuan darurat. ”Kami memperkirakan sekitar seperempat dari penduduk Somalia yang berjumlah 7,5 juta jiwa itu telah menjadi pengungsi, baik di dalam maupun di luar negeri,” ungkap Fleming.

Lebih tragis lagi, lanjutnya, banyak anak kecil yang sudah dalam kondisi sangat lemah dan setelah 24 jam sejak tiba di tempat pengungsian. Banyak dari mereka yang meninggal dunia meskipun telah mendapat perawatan darurat. Tokoh-tokoh Somalia tak terenyuh melihat persoalan ini dan tetap memilih perang saudara. (AFP/mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com