Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari, Solusi untuk Libya!

Kompas.com - 15/07/2011, 20:23 WIB
KOMPAS.com — Kondisi Libya terkesan makin tak menentu. Berangkat dari situlah, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersama dengan negara-negara Arab duduk bersama di Istanbul, Turki, membahas kebijakan soal Libya.

Kedua kelompok tersebut menamakan diri sebagai Kelompok Kontak Libya. Sejatinya, sebagaimana warta AP dan AFP pada Jumat (17/3/2011), pembicaraan soal Libya sudah berlangsung sejak Maret. Kelompok memang berharap akan ada penyelesaian.

Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe, yang hadir dalam pertemuan di Turki, mengatakan, Paris telah mengadakan kontak dengan pejabat Libya. Kontak tersebut dikatakan menyangkut kemungkinan Moammar Khadafy lengser dari kekuasaan.

Menlu Inggris William Hague dan Menlu Italia Franco Frattini hadir dalam pertemuan wakil 15 negara tersebut. China dan Rusia diundang, tetapi mereka menolak hadir. Wakil oposisi Libya juga hadir dalam pertemuan.

Perancis memainkan peran penting dalam serangan NATO atas mandat resolusi PBB terhadap sasaran-sasaran di Libya yang menuntut warga sipil Libya dilindungi dari pasukan Khadafy. Pasukan Khadafy menghadapi perlawanan rakyat sekitar empat bulan terakhir.

Aksi militer NATO di Libya sendiri telah berjalan selama hampir empat bulan. Namun, rezim Khadafy masih berkuasa.

Sanksi

Pertemuan di Turki berlangsung ketika konflik di Libya tampak memasuki kebuntuan yang berlarut-larut. Oposisi Libya menguasai belahan timur Libya dan beberapa kantong pertahanan di barat.

Sementara, Kolonel Khadafy tetap kokoh di ibu kota Tripoli meski NATO melancarkan lebih dari 6.000 misi pengeboman udara terhadap pasukan rezimnya.

Sanksi internasional juga dijatuhkan terhadap rezim Khadafy. Surat perintah penahanan internasional diterbitkan atas nama beberapa tokoh senior di jajaran rezim Khadafy.

Di Tripoli, pemerintahan Kolonel Khadafy telah mengadakan pembicaraan krisis untuk membahas pasokan bahan bakar di wilayahnya.

Setelah pertemuan tersebut, Perdana Menteri Libya Baghdadi al-Mahmudi mengisyaratkan berakhirnya investasi Italia senilai 30 milliar euro di negaranya dan mengajak mitra baru untuk ikut dalam eksplorasi dan pengolahan minyak mentah.

Di Ibu Kota, antrean di beberapa pompa bensin memanjang hingga lebih dari 1 kilometer. Jalur pipa BBM utama ke kota dilaporkan diputus oleh kelompok oposisi.
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com