Sudan Selatan Resmi Anggota Ke-193 PBB

NEW YORK, KOMPAS.com — Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, mengakui Sudan Selatan sebagai anggota ke-193 PBB. Pengakuan tersebut memperkuat kemerdekaan negara baru di Afrika itu setelah beberapa dasawarsa terlilit konflik.

Persetujuan majelis itu, dengan aklamasi, menyusul upacara kemerdekaan Sudan Selatan di ibu kota Juba, Sabtu lalu, setelah rakyatnya memutuskan dalam referendum Januari tahun ini untuk memisahkan diri dari Sudan, sebuah keputusan yang telah diterima Khartoum.

Tepuk tangan meledak di Majelis Umum ketika Sudan Selatan menjadi negara pertama yang bergabung dengan badan dunia itu sejak Montenegro tahun 2006. "Selamat datang, Sudan Selatan. Selamat datang ke masyarakat negara-negara," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon. Presiden Majelis Joseph Deiss menyatakan, masuknya Sudan Selatan ke PBB merupakan "momen bersejarah dan menggembirakan".

Sudan menjadi negara merdeka tahun 1956, tetapi lama dilanda konflik antara wilayah utara yang sebagian besar masyarakatnya Muslim dan berbicara dalam bahasa Arab dengan wilayah selatan yang terdiri atas masyarakat Afrika hitam dan umumnya beragama Kristen atau mengikuti kepercayaan tradisional. Dewan Keamanan, yang berhak memutuskan semua permintaan keanggotaan PBB, telah merekomendasikan, Rabu, agar Majelis Umum mengakui Sudan Selatan.