Khadafy Ancam Pemberontak dengan Rudal

MOSKWA, KOMPAS.com — Rezim Libya mengancam akan menyerang pemberontak dengan rudal permukaan-ke-permukaan jika mereka berhasil menguasai Tripoli, kata utusan Rusia untuk Afrika dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia, Izvestia.

"Perdana menteri Libya di Tripoli mengatakan kepada saya, 'Jika para pemberontak menduduki ibu kota, kami akan menutupinya dengan rudal dan meledakkannya'," kata Mikhail Margelov. "Saya percaya bahwa rezim Khadafy tak punya rencana bunuh diri."

Margelov juga menyatakan keraguan atas laporan intelijen AS yang mengatakan pasukan pro-Khadafy kehabisan senjata. "Khadafy belum menggunakan satu pun rudal permukaan-ke-permukaan, sementara ia memiliki lebih dari cukup untuk itu," kata utusan itu.

Pertempuran sengit antara pendukung dan penentang Khadafy telah berkecamuk di Libya sejak pertengahan Februari. Sebuah operasi militer internasional yang dimotori Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap Khadafy dimulai sejak 19 Maret, setelah resolusi PBB memberi kewenangan kepada negara-negara "untuk mengambil semua langkah yang diperlukan" guna membantu melindungi warga sipil Libya dari serangan pasukan Khadafy, dan telah diperpanjang sampai akhir September.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah mengirim utusannya, Margelov, ke Afrika Utara untuk membahas jalan keluar dari krisis dengan kedua pihak, Khadafy dan wakil-wakil pemberontak.