Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Murdoch Tertekan di Inggris

Kompas.com - 14/07/2011, 12:11 WIB

Kini Rupert Murdoch menjadi bulan-bulanan politisi Inggris. Kerajaan medianya yang mencengkram Inggris sudah mulai disorot orang.Trik-trik media miliknya yang memojokkan politisi bahkan polisi serta selebriti sudah mulai dikorek-korek.

Demikian dilaporkan Asep Setiawan, Kompasianer yang tinggal di London di social media Kompasiana. Berikut laporan lengkapnya....

Di Parlemen Inggris hari Rabu (13/7) tampaknya sudah sepakat usaha menguasai BskyB oleh grupnya News International akan ditolak setidaknya oleh kalangan politisi.Partai Konservatif dan Liberal Demokrat yang berkuasa serta Partai Buruh yang beroposisi seperti koor menolak niat Murdoch mendominasi media di Inggris.

Perkembangan ini berjalan cepat dari sikap arogan Murdoch dan eksekutifnya yang ingin mendorong penguasaan media dengan trik penyadapan dan kartu as membongkar kelemahan para politisi dan lawannya menjadi sikap totalitas menentang.Di atas kertas atau secara hukum sikap oposisi itu tidak ada pengaruhnya terhadap prosedur akuisisi dan pembelian saham BSkyB. Namun setidaknya ini pesan yang jelas: Anda sudah disukai lagi karena permainan kotor dan memalukan bahkan jauh dari etika jurnalistik.

Dalam minggu ini saja sudah terungkap bahwa mantan PM Gordon Brown mengaku menangis ketika anaknya yang memiliki penyakit  cystic fibrosis tahun 2006 pada saat kelahirannya diungkap koran The Sun milik Murdoch.

Ini adalah penyakit yang disebabkan keturunan yang akan mempengaruhi seluruh tubuh. Akibatnya adalah cacat dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Rebeca Brooks memberitahukan Brown soal dimilikinya data mengenai penyakit anaknya itu dan akan dimuat koran. Brown lalu komplain dan sedih namun tidak bisa apa-apa menghadapi adidayanya media miliki Murdoch ini.

131059024851116574

Demo di Inggris menyindir Murdoch

 

Brown mengatakan, saya mengadu ke polisi,saya mengadu ke pengawas media dan saya mengadu ke mana-mana. Mengapa penyakit anak saya yang sifatnya pribadi kok sampai dimuat di media umum. Bukankah kalau tidak karena pernyataan keluarga atau rumah sakit maka tidak perlu penyakit itu diumumkan.Bagaimana anak saya nanti kalau sudah besar mengetahui bahwa penyakitnya ini telah diketahui umum.Begitulah keluhan Brown ketika diwawancara BBC.

Karena desakan para politis dan situasi yang tidak kondusif lagi hari Rabu (13/7) Murdoch menarik diri untuk membeli saham mayoritas BSkyB, televisi satelit berlangganan. Dikenal dengan nama Sky,televisi berlangganan ini memiliki pelanggan yang diperkirakan Sky mencapai 10 juta pelanggan pada tahun lalu.

Dan dengan menguasai Sky maka Murdoch akan lebih leluasa setelah juga memiliki tabloid besar Sun dan surat kabar The Times. Murdoch tadinya sudah menawarkan pembelian delapan milyar pound atau Rp 110 triliun sejak Juni tahun lalu.

Kini Grup Murdoch harus tiarap tampaknya karena perilaku jurnalistiknya sudah tidak bisa dipercaya. Padahal dalam dunia jurnalistik,kepercayaan merupakan modal penting dalam bisnis ini. Dan modal ini dicederai sendiri oleh editor senior dan pimpinan surat kabar itu.

Pelajaran pentingnya bagi Indonesia tentu saja siapa yang mendominasi media kemudian sok kuasa dan melakukan tindakan ilegal maka dia akan terungkap. Bisnis medianya kemungkinan akan ditinggalkan atau tidak disukai berbagai pihak. ***

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com