Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko dan Tamatnya "News of The World"

Kompas.com - 14/07/2011, 03:43 WIB

Oleh Petrus Suryadi Sutrisno *)  

Surat kabar mingguan News of The World milik raja media massa Rupert Murdoch di London, Inggris, pada Minggu, 10 Juli 2011, dinyatakan harus “mengakhiri hidup”, setelah di kawasan Eropa Barat tercatat telah berusia 168 tahun.

Sejarah pers atau media massa mencatat bahwa informasi penutupan atau tidak terbitnya News of the World yang bertiras 2,7 juta eksemplar untuk selama-lamanya itu diumumkan sendiri oleh putera Rupert Murdoch, James Murdoch.

Tindakan pemilik surat kabar mingguan News of The World untuk mengakhiri “masa hidup” media cetak tersebut mengundang desah keheranan, tanda tanya bahkan ketidak mengertian apakah itu bagi orang awam atau komunitas media massa. Namun, hal itu juga tidak mustahil menimbulkan kekaguman yang luar biasa dari komunitas media massa atas keberanian dan pertanggungjawaban Murdoch atas perangai surat kabar dan wartawan serta redakturnya sendiri.

Skandal peretasan dan penyadapan telepon yang dilakukan oleh anggota redaksi News of the World  pada periode 2003 – 2007 telah melibatkan Andy Coulson, mantan direktur komunikasi pada Kantor Perdana Menteri Inggris, David Camerron. Bahkan, mantan pemimpin redaksi News of the World  periode 2000 – 2002 bernama Rebekah Brooks yang kini menjadi CEO – News International, induk perusahaan News of the World, terseret dalam skandal media massa Inggris karena ia dianggap mengetahui peretasan dan penyadapan yang dilakukan wartawannya.

Parlemen Inggris tahun 2007 pernah memanggil Chief Executive Officer (CEO) News International, Les Hinton yang juga tangan kanan Rupert Murdoch untuk dimintai keterangan, apakah ia telah melakukan penyelidikan internal di organisasi News of the World dan apakah ia meyakini sepenuhnya bahwa hanya ada satu orang wartawannya yang terlibat dalam kasus ini.  

Kini empat tahun telah berlalu, surat kabar the Guardian secara rinci mengungkap skandal penyadapan yang dilakukan News of the World yang secara komprehensif memuat semacam informasi pembelaan dari wartawan yang namanya disebut oleh Hinton di depan parlemen Inggris yang merembet dan melibatkan nama dua editor News of the World bernama Rebekah Brooks (dulu Rebekah Wade) dan Andy Coulson.

Surat kabar Inggris lainnya, The Daily Telegraph, memuat laporan bersumber dari keluarga para prajurit Inggris yang gugur di medan perang Irak dan Afganistan yang menjadi korban peretasan dan penyadapan telepon.

Suratkabar mingguan Sunday Telegraph juga mengungkap bahwa aksi penyadapan terhadap kotak suara telepon secara  ilegal ini diduga telah sering dilakukan bahkan menjadi “praktik standar” untuk memperoleh informasi khusus dan eksklusif dari sumber berita tertentu.

The Daily Telegraph juga melansir pemberitaan yang menunjukkan keterlibatan detektif swasta Glenn Mulcaire untuk mencari informasi dari para prajurit Inggris yang gugur untuk dimuat di News of the World. Akhirnya detektif swasta itu dan seorang wartawan News of the World telah dipenjarakan karena terbukti meretas dan menyadap telepon ajudan kerajaan Inggris untuk memperoleh informasi tentang kisah cedera lutut Pangeran William.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com